DEMOKRASI.CO.ID - Sinyal kuat bergabungnya Partai Gerindra ke koalisi Presiden Jokowi, ingin menunjukkan kepada rakyat bahwa gagasan partai dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa dan akan terwujud jika masuk di pemerintahan.
Dosen politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun mengatakan, pernyataan Prabowo usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat kemarin (11/10), menunjukkan tanda-tanda Gerindra merapat ke Jokowi.
"Pernyataan Prabowo bahwa ketika usai kontestasi maka yang diutamakan adalah kepentingan nasional, itu artinya nampak Pak Prabowo memberi sinyal untuk bisa bergabung dengan kabinet, tapi tentu dengan catatan-catatan," ucap Ubedillah kepada Kantor Berita Politik RMOL usai diksusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10).
Keinginan Prabowo untuk bisa masuk kabinet kata Ubedillah adalah ingin mewujudkan gagasan maupun janji Gerindra pada saat kampanye Pemilu 2019. Karena, hanya dengan masuk ke kabinet maka gagasan tersebut bisa diwujudkan.
"Pertanyaannya kepentingan apa sih yang mungkin bisa dibaca dari pernyataan Prabowo itu? Saya membacanya kepentingan untuk menunjukkan kepada publik bahwa gagasan-gagasan, atau janji-janji kampanye Gerindra itu bisa diimplementasikan melalui posisi menteri," jelasnya.
Bahkan untuk mewujudkan janji kampanyenya, Prabowo mengincar posisi menteri yang sesuai dengan tujuannya yakni memperbaiki perekonomian di Indonesia. Baik itu di sektor pertanian, perekonomian, perdagangan dan sebagainya.
"Makanya posisi yang diincar oleh Gerindra kemungkinan dalam analisa saya menteri-menteri yang terkait dengan gagasan utama dari Gerindra. Misalnya soal pangan, pertanian, energi, ekonomi itu adalah kementerian-kementerian yang 'diincar' oleh Gerindra sebagai institusi atau kepanjangan tangan untuk mengimplementasikan pikiran-pikirannya, ide-idenya Gerindra," demikian Ubedillah. [rm]