logo
×

Minggu, 10 November 2019

Napak Tilas Pancasila Dan Pengaruhnya Bagi Bangsa

Napak Tilas Pancasila Dan Pengaruhnya Bagi Bangsa

Kita tahu beberapa waktu belakangan ini Indonesia sedang diguncang berbagai macam masalah. Krisis moral generasi penerus, masalah sosial, masalah alam, hingga yang paling mengkhawatirkan adalah mulai tergerusnya rasa toleransi dan persatuan yang dulu mampu menjadi senjata terampuh untuk membebaskan bangsa ini dari tangan-tangan kejahatan. Masa terus berlanjut, perjuangan masih terus berlanjut dari generasi ke generasi selanjutnya. Dan peninggalan para pendahulu yang masih harus tetap dipertahankan salah satunya adalah pancasila.

Lahirnya pancasila tidak terlepas dari peran para pahlawan dan para tokoh pendiri bangsa. Dimulai pada masa Ir. Soekarno yaitu masa Orde Lama atau Orla. Di masa Orla adalah masa pencarian bentuk implementasi pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Terdapat 3 periode implementasi, yaitu pada 1945-1950, dimana ada upaya mengganti pancasila menjadi paham komunis oleh PKI, dan sila ke-4 yang mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat dilaksanakan karena demokrasi yang diterapkan adalah parlementer. Diperiode kedua tahun 1950-1959 sila ke-4 dirubah dari musyawarah dan mufakat menjadi keputusan berdasarkan suara terbanyak atau voting. Diperiode ini pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilnya pemerintahan. Pada periode ketiga tahun 1959-1965 dikenal sebagai demokrasi otoriter. Alhasil pada masa Orla ini pancasila dan UUD 1945 dijadikan sebagai instrumen “trial and error”.

Beralih ke masa Orde Baru atau Orba dibawah kepemimpinan Jenderal Besar Soeharto. Di masa Orba mulai berangsur-angsur mereasilsasikan pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanaan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Pada awalnya memang seperti memberi angin segar, namun beberapa tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan jiwa pancasila, sehingga terjadi kerusuhan atau chaos dimana-mana. Alhasil pancasila selama masa Orba diarahkan menjadi ideologi yang menguntungkan suatu golongan loyalitas tunggal pada pemerintah.

Penyelewengan tatanan negara dan merajalelanya praktek KKN oleh kelompok-kelompok tertentu dan juga para wakil rakyat itu sendiri yang kenyataannya tidak membawa amanat rakyat dan pada puncaknya adalah hancurnya ekonomi nasional. Oleh karena itu timbullah suatu gerakan masyarakat yang menuntut adanya perubahan yang disebut dengan Reformasi, dengan tujuan merubah dan mengembalikan tatanan kehidupan dan kenegaraan kearah sumber nilai yaitu pancasila  dan UUD 1945. Awal keberhasilan reformasi ditandai dengan terjadinya demonstrasi masal diseluruh nusantara, dimulai dari pergerakan mahasiswa kemudian merambah ke hampir seluruh komponen dan golongan masyarakat Indonesia. Demonstrasi yang menuntut turunnya Jenderal Besar Soeharto dari tahtanya sebagai presiden abadi, hingga reformasi total disegala bidang, terutama pada bidang hukum, pada bidang politik, dan pada bidang ekonomi.

Oleh karena itu, sebagai generasi penerus kita harus melanjutkan perjuangan para pahlawan kita untuk keutuhan bangsa ini. Terutama para mahasiswa yang juga berperanan penting dari relvolusi yang pernah terjadi di negeri ini sebagai tenaga terdidik yang sangat diharapkan kontribusinya.

Masa perkuliahan bisa dibilang adalah masa dimana pesatnya perkembangan pemikiran manusia. Tapi selain daripada itu faktor dari lingkungan sekitar juga turut aktif mencetak pribadi manusia itu sendiri. Oleh karena itu kita harus terus menjaga dan mengamalkan pancasila, bukan hanya di lingkungan alamamter, tetapi juga untuk semua bentuk lingkungan, karena pancasila sudah sangat sesuai dengan kehidupan manusia terutama di Indonesia. Sila Ketuhanan dengan keberanekaragaman agama yang semuanya dihormati dan dilindungi. Sila Kemanusiaan dengan gotong royong dan keramah tamahannya. Sila persatuan dengan bersatunya keanekaragaman suku, agama, ras, budaya, dll. Dan juga sila permusyawaratan dan sila keadilannya yang harus terus kita jaga dan terapkan.

Terbitan baru dari buku untuk perguruan tinggi mata kuliah pendidikan pancasila ini bisa dijadikan salah satu rujukan para dosen untuk memberi materi tentang pancasila. Buku ini bisa dibilang pembaharuan dari buku pendidikan pancasila terbitan sebelumnya. Yang sekarang ini menjadi penting untuk penguasaan skill para mahasiswa untuk selalu siap menghadapi beragam jenis situasi di masa sekarang hingga masa depan. Kita bisa membuktikan pada buku ini dengan menikmati hubungan antara visi besar (idealisme) dengan kiat praktis.

Buku “Pendidikan Pancasila” ini sangat baik digunakan dalam konteks belajar pancasila dan kewarganegaraan di perguruan tinggi. Di dalamnya diajarkan mengenai pancasila mulai dari dasar, pengertian, sampai penerapannya. Buku ini juga mampu memberikan informasi mengenai tata kepemerintahan atau pun tatanan dalam berpolitik. Tetapi kekurangan buki ini adalah disetiap akhir bab atau pun diakhir buku tidak terdapat rangkuman materi sehingga perlu pemahaman berulang agar materi bisa terserap secara maksimal dan juga tata penulisan dan bahasanya yang digunakan dirasa kurang efisien dan kurang familiar.


Oleh: Abid Arrasibi Mufti
Mahasiswa Universitas Islam Malang (Jurusan Ilmu Administrasi Negara)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: