logo
×

Senin, 24 Februari 2020

Covid-19: Epidemik, Outbreak atau Pandemik, Serta Bagaimana Otoritas Meresponnya

Covid-19: Epidemik, Outbreak atau Pandemik, Serta Bagaimana Otoritas Meresponnya

Oleh:Achmad Nur Hidayat MPP

DALAM ilmu Epidemiologi, setiap penyakit memiliki level penyebaran tertentu. Penyebaran yang meningkat di atas ekpektasi normal diberi nama tertentu. Setidaknya ada tiga istilah yang digunakan yaitu Epidemik, Outbreak dan Pandemik.

Epidemik menunjukan bahwa terjadi peningkatan sebaran penyakit yang tiba-tiba diatas penyebaran normal di satu daerah (distrik) tertentu.

Outbreak memiliki definisi yang sama dengan epidemik tetapi sering digunakan untuk wilayah satu (propinsi) negara tertentu. Pandemik merupakan sebuah epidemik yang telah menyebar ke berbagai negara atau benua yang menginfeksi manusia dalam jumlah yang besar. Pandemik adalah level tertinggi yang mengerikan.

Bagaimana level penyebaran atas Covid-19, apakah epidemik, outbreak atau pandemik?

Covid-19 dalam dua bulan terakhir, di sikapi sebagai ancaman global, negara-negara di seluruh dunia telah memberlakukan larangan perjalanan, pemberlakuan karantina terhadap jutaan orang, dan mengisolasi orang sakit menghentikan penyebaran virus baru.

Namun, pada hari Minggu 23/02, ada 78.000 kasus Covid-19 yang tersebar di 29 negara, termasuk loncatan peningkatan di Italia, Iran, dan Korea Selatan.

Menurut para ahli kesehatan publik, dunia sedang memasuki ke sebuah pandemi, penyakit baru yang menyebar di seluruh dunia. Paternnya jelas penyebaran Covid-19 sudah lebih banyak dan lebih menyebar ke berbagai benua dibandingkan minggu sebelumnya.

Direktur Eksekutif WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan (Jumat, 21/2) bahwa window of opportunity (peluang) menghentikan penyebaran Covid-19 kini menyempit, kita membutuhkan tindakan cepat sebelum tertutup sepenuhnya.

Ahli lain mengatakan bahwa window of opportunity tersebut telah tertutup, kini kita akan saksikan Covid-19 meningkat di tempat-tempat jauh dari asalnya, China.

Anthony Fauci Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi AS mengatakan bahwa Covid-19 memiliki trnasmisi luas maka penyebaran spillover ke negara lain tidak bisa terelakan.

Ahli dari Universitas Georgetown, dunia sudah berada di titik balik dari outbreak ke pandemik.

“Kita harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan mendatang, bahkan probabilitas, bahwa Covid-19 akan segera menjadi pandemi di hampir semua benua,” katanya.

Update Terbaru Covid-19: Respon Kebijakan Publik dari Para Otoritas

Pada Minggu, 23 Februari, ada lebih dari 1.800 kasus Covid-19 di luar China, di setidaknya 29 negara.

Hal terebut meningkat dari sekitar 500 kasus lebih dari seminggu yang lalu.

Jepang telah mengkarantina kapal pesiar Diamond Princess dengan 3.600 penumpang dan awaknya setelah diketahui seorang pria berumur 80 tahun positiif Covid-19. Kini sudah terdapat 634 kasus yang terkait dengan wabah yang sedang berlangsung di sana.

Hal itu merupakan outbreak lokal terbesar di luar Cina. Pemerintah Jepang memerintahkan karantina pada awal Februari sebagai upaya secara dramatis namun kini menjadi bumerang karena karantina mungkin menghasilkan lebih banyak kasus, baik karena virus tampaknya sangat menular dan karena protokol karantina tidak diikuti dengan baik.

Pada 18 Februari otoritas Jepang mulai membiarkan penumpang dari kapal yang diuji negatif Covid-19 untuk dipulangkan ke negaranya masing-masing.

Korea Selatan pada 23/02 melaporkan peningkatan kasus Covid19 sebanyak 602 kasus dalam satu Minggu. Banyak dari mereka terkait dengan sebuah kelompok keagamaan tertutup, yang dikenal sebagai Shincheonji Gereja Yesus, di kota Daegu.

Presiden Korsel Moon Jae-in telah menempatkan Korea Selatan di tingkat siaga tertinggi.

Iran pada minggu 23/02 melaporkan terdapat 28 kasus covid19, termasuk 5 orang meninggal dunia. Kasus Iran terkait erat penyebaran di Kanada dan Lebanon. Padahal sehari sebelumnya Otoritas Iran mengatakan mereka tidak memiliki Covid-19.

Situasinya sangat cepat, narasi negara tentang virus telah berubah. Sekolah dan universitas di seluruh negeri Iran tertutup sebagai tindakan pencegahan, bersama dengan beberapa bioskop dan restoran.

Italia saat ini adalah rumah terbesar Covid-19 di luar Asia. Terdapat 132 orang telah dikonfirmasi terinfeksi termasuk setidaknya 2 kematian.

Peningkatan tersebut telah mendorong pemerintah Italia untuk memberlakukan langkah-langkah tegas untuk mencoba dan menghentikan virus. Aktivitas Olahraga, agama, dan budaya dibatalkan, Kampus diliburkan dan mendenda siapa saja yang mencoba untuk memasuki atau meninggalkan daerah di mana wabah ini terjadi, termasuk 11 kota-kota di wilayah Lombardy.

Singapura dilaporkan masih memberlakukan larangan rapat bisnis di perkantoran dan menghimbau warganya tidak mendatangi tempat perbelanjaan dan keramaian.
Mengapa Kasus-kasus di Jepang, Korea Selatan, Iran, Italia dan Singapura terlihat sebagai awal dari sebuah pandemik.

Ini perlunya otoritas Indonesia untuk menetapkan sejumlah langkah berani dengan hati-hati sebagai respon menaiknya level penyebaran Covid-19 dari Outbreak menjadi Pandemik.

Bila sudah pandemik di dunia maka cepat atau lambat Covid-19 sebagai wadah menakutkan itu akan terjadi di Indonesia. Inilah yang perlu disiapkan oleh pemangku kepentingan namun sayang informasi kesiagaan tersebut tidak terlihat dari para pemangku kepentingan.

(Pengamat kebijakan publik)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: