logo
×

Minggu, 09 Februari 2020

Sri Mulyani Beberkan Cara 'Nakal' Kementerian Ngegas Belanja

Sri Mulyani Beberkan Cara 'Nakal' Kementerian Ngegas Belanja

DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah total belanja negara di APBN 2020 sebesar Rp 2.540 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, dari anggaran tersebut 20% atau sekitar Rp 500 triliun dialokasikan untuk untuk pendidikan.

"Bapak dan ibu sekalian kan tahu bahwa UUD memandatkan kita untuk membelanjakan 20% untuk pendidikan. Dan itu artinya Rp 500 triliun lebih, ngabisin Rp 1 triliun saja pusing kan. Apalagi Rp 500 triliun," kata Sri Mulyani di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (7/2/2020).

Dana tersebut dapat digunakan semua Kementerian untuk alokasi pendidikan. Ia bercerita, dulu alokasi Rp 500 triliun itu harus dihabiskan dalam satu tahun anggaran. Sehingga banyak kementerian yang mencari celah untuk menghabiskan anggarannya terutama sebelum akhir tahun, untuk bisa mengambil anggaran tambahan dari dana tersebut.

"Dulu waktu awal-awal kita menjalankan ini, banyak kementerian itu yang pada bulan Desember ngegas belanja. Supaya mencapai 20% belanja habis tadi," tutur Sri Mulyani.

Bahkan, ada kementerian pakai cara 'nakal' untuk ngegas belanjanya seperti menggelontorkan dana untuk cat sekolah, padahal sekolah tersebut baru saja direnovasi.

"Jadi, ada sekolah yang sudah dicat, dicat lagi. Ganti-ganti. Itu true story. Itu tapi dulu," ungkap Sri Mulyani.

Untuk menghentikan praktik tersebut, saat ini pemerintah menetapkan alokasi 20% itu sebagai dana abadi. Sehingga, tak harus dihabiskan dalam satu tahun anggaran, dan bisa disimpan untuk tahun depan.

"Jadi sekarang kita bikin dana abadi pendidikan, dana abadi penelitian, dana abadi kebudayaan. Itu tujuannya those money lebih preserve. Sehingga kalau kita membutuhkan, kita pakai prinsipnya uang itu nggak boleh habis karena dia menjadi dana abadi," pungkas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: