logo
×

Rabu, 04 Maret 2020

Politisi India Sarankan Urin dan Kotoran Sapi Jadi Obat Virus Corona

Politisi India Sarankan Urin dan Kotoran Sapi Jadi Obat Virus Corona

DEMOKRASI.CO.ID - Seorang politisi India menyarankan urin dan kotoran sapi sebagai obat virus corona.

Politisi yang menyarankan itu adalah Suman Haripriya dari partai BJP MLA pada Senin (2/3/2020).

"Saya percaya gau-mutra (urin sapi) dan gobar (kotoran sapi) dapat digunakan untuk mengobati virus corona," kata Haripriya di Assam Assembly, dikutip dari Gulf News.

"Sapi adalah aset untuk obat-obatan bagi beberapa penyakit termasuk kanker juga telah ditemukan. Di rumah sakit Ayurvedic di Gujarat, pasien kanker diizinkan hidup dengan sapi."

"Kotoran sapi diterapkan pada pasien kanker di sana. Mereka diberikan Panchamrit yang dibuat dari urin sapi," tambahnya.

Kabar adanya pengobatan aneh bukan hanya muncul di India.

Di Iran, salah satu ulama lokal di kota Qom memberikan beberapa saran untuk menangkal virus corona.

Ulama tersebut bernama Ayatollah Tabrizian dan secara publik mengumumkan bahwa cara pengobatan ala Barat tidak Islami.

Berdasarkan salah satu situs berita Iran yang dilansir dari alaraby.co.uk, Tabrizian merekomendasikan pasien virus corona untuk mengonsumsi gula merah dalam jumlah besar, membakar tanaman rue liar, dan menghirup tembakau.

Tanaman rue liar atau dikenal dengan nama ilmiahnya, Peganum harmala, adalah tanaman liar yang dikategorikan sebagai perennial herbaceous plant. Atau salah satu tanaman liar yang tergolong herbal.

Tanaman ini biasa digunakan di wilayah Asia Barat dan Timur Tengah. Tahapan rekomendasi kedelapan dari ulama itu adalah yang paling mengejutkan.

"Sebelum tidur, basahi sedikit kapas dengan minyak ungu (violet oil) dan oleskan ke anus Anda."

Menurut Tabrizian, para ilmuwan Persia abad 12 menggunakan minyak esensial sebagai pengobatan yang efektif menyembuhkan rhinitis atau infeksi hidung dan tenggorokkan berlendir jika diizinkan oleh Tuhan.

Kasus virus corona sampai Selasa (3/3/2020) telah menembus 92.165 kasus dengan 3.127 orang meninggal. Untuk pasien yang pulih sebanyak 48.002 atau sekitar 52 persen dari total jumlah infeksi kasus. (kp)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: