
DEMOKRASI.CO.ID - MUSISI Jerinx tetap pada pendiriannya soal teori konspirasi tentang virus corona yang sedang mewabah di dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Sebulan terakhir suami model Nora Alexander Philip ini selalu mengunggah tentang hal tersebut.
Dia menyebutkan keterlibatan beberapa tokoh di antaranya Bill Gates, bahkan aktor sekelas Tom Hanks.
“@KirstenDunst (Spider-Man) 20 April 2020 menggunggah foto Woody terjatuh. Woody adalah tokoh di film animasi Toy Story yang suaranya diisi oleh Tom Hanks. Isaac Kappy, aktor Hollywood (Thor, Terminator) yang mencoba membongkar jejaring pedofilia/pizzagate dan menyebut nama Hanks, tak lama kemudian “meninggal”. Hanks adalah seleb pertama di dunia yg mengaku terjangkit covid. Masih menertawai teori konspirasi? Besok bila anakmu dimangsa, masih bisa ketawa?,” ungkapnya, Jumat (24/4/2020).
Sebelumnya dia juga menjabarkan bahwa tahun 2005 muncul video tentang developing sebuah virus yang diprogram untuk mengurangi sifat relijius/fundamental/fanatik manusia. “Rencananya digunakan untuk para “teroris”. Apakah ada jaminan virus/vaksin covid-19 bebas dari agenda ini? 🤓 Full video berdurasi 4 menit di https://twitter.com/KarluskaP/status/1252271549182357506,” bebernya.
Di postingan lain, dia juga mendukung mantan menteri kesehatan Siti Fadilah Supari yang menentang rencana vaksi ala Bill Gates untuk mengatasi virus corona.
“Saya gak peduli Ibu Siti Fadilah berasal dari partai fanatik agama bla bla bla. Jika saat ini narasi global seenaknya “menyuruh” kita percaya pada Gates/WHO, apa kita harus nurut? Mereka itu siapa? Hanya karena mereka super kaya raya jadi kita harus percaya? Hanya karena mengklaim memiliki data dan riset, mereka pasti yg terbenar? Bagaimana dgn ratusan data/riset lain yg tak pernah disiarkan MSM berpengaruh yg rata-rata di bawah kendali kroninya Gates? Saya memilih lebih baik mati memperjuangkan kemerdekaan dan privasi saya ketimbang tunduk oleh penjajahan gaya mikrochip ini,” tuturnya.
Bahkan, dia mengungkap ada isi dokumen Rockefeller Foundation yang dikerjakan bersama Bill Gates di tahun 2010. “Isinya 100 persen mirip dengan narasi global yang terjadi sekarang. Bahkan nama negara yg pertama melakukan lockdown juga disebut di sana (Cina). Intinya, kita semua sedang dibawa ke tatanan dunia baru, 1 pemerintahan global, 1 mata uang, microchip akan dimasukkan saat wajib vaksin, dan microchip dikendalikan oleh 5G. Itulah mengapa pembangunan tower-tower 5G masif dilakukan di beberapa negara di saat pandemi ini,” paparnya.
Anggota band Superman Is Dead (SID) ini tak peduli jika semua orang kontradiktif dengan semua paparannya. “Imajinasi saya berlebihan? Imajinasi apaan. Itu semua tertulis di dokumen ini. Kenapa microchip? Tentu untuk kontrol,” tegas Jerinx yang pernah berseteru dengan Anang Hermansyah ini.
“Jika Anda berani melawan apapun kebijakan mereka, mereka tinggal hapus semua data aset/tabungan/identitas anda. Dokumen Rockfeller ini sempat ada di web resmi Rockefeller Foundation. Menurut saya, ia sengaja “dibocorkan” RF sbg peringatan kpd publik agar jangan macam-macam thd mereka/bisnis mereka. Dunia saja bisa mereka kendalikan, apalagi Anda. Cara melawannya? Rakyat bersatu!,” ungkap pria asal Bali itu.
Teranyar, Sabtu (25/4/2020), Jerinx menyindir soal bantuan untuk warga terdampak Covid-19. Baginya memberi sumbangan bukan solusi inti dari semua yang terjadi saat ini. Apalagi, dia melihat ada beberapa diantara pemberi sumbangan butuh pencitraan.
“Sebelum nyuruh orang jadi relawan (yang Bali belum butuhkan) dan memberi sumbangan sembako (yang merupakan tugas negara) ada baiknya anda pastikan dulu staf anda tidak ada yg di-PHK. Enggak usah muluk-muluk kalau hanya untuk pencitraan supaya “terlihat” relevan dan baik di mata msyarakat,” tulisnya.
“Kalau mau nyumbang sembako, siapa saja bisa, tapi coba pikir, mau sampai kapan kita hidup mengandalkan sumbangan dari orang lain? Apakah kita bangsa bermentalpengemis apapejuang?,” lanjutnya.
“Apakah orang-orang ekonomi kelas A mau menyumbang selamanya? Sementara rakyat kelas B-C-D dilarang keluar rumah? Pikir jangka panjang! Jangan bisanya cuma ketakutan dan 100% percaya semua yang ada di TV,” pungkasnya. (nin/pojoksatu)