logo
×

Jumat, 12 Juni 2020

Capres Muda dengan Elektabilitas Tinggi Terbentur Restu Partai di 2024

Capres Muda dengan Elektabilitas Tinggi Terbentur Restu Partai di 2024

DEMOKRASI.CO.ID - Kontestasi Pilpres 2024 masih cukup jauh. Namun, sejumlah partai sudah mulai menggaungkan beberapa nama sebagai capres potensial di Pilpres 2024.

Mulai dari Gerindra yang menyebut Prabowo Subianto dan Golkar yang tengah menyiapkan sang ketum Airlangga Hartarto. Selain kedua nama ini, nama-nama seperti Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hingga Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Nama-nama ini cukup sering menghiasi hasil survei sejumlah lembaga. 

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai, meski muncul capres potensial yang muda dengan elektabilitas tinggi, namun mereka masih terbentur sistem di Indonesia. Sebab, Undang-undang mensyaratkan parpol yang bisa mengusung capres adalah mereka yang memiliki total suara 20 persen dari total suara nasional.

Terlebih, Adi menilai, para capres muda tersebut belum tentu mendapat restu parpol.

"Memang ini problem regenerasi kepemimpinan kita di semua sektor. Di parpol juga begitu termasuk di regenerasi kepemimpinan Presiden, ya begitu. Ya memang ini jadi problem bersama seakan-akan kader-kader muda begitu tersumbat," kata Adi kepada kumparan, Kamis (11/6).

"Kalau pun ada nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil mereka bukan dari parpol. Sementara untuk maju pilpres harus punya syarat ambang batas PT 20 persen," lanjutnya. 

Adi menilai meski elektabilitas tinggi, calon muda potensial ini harus mencari dan mendapatkan dukungan partai. Mereka juga harus menyamakan pandangan bersama parpol yang akan mendukung. 
Bahkan, Adi mencontohkan, Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya tinggi belum tentu mendapat restu dari PDIP sebagai capres meski ia merupakan kader. 

"Ada juga Ganjar tapi kan Ganjar belum tentu mendapatkan tiket PDIP. Jadi ini antara kekuatan pertarungan oligarki partai yaitu elite-elite parpol dengan munculnya sosok baru yang sebenarnya tidak terlampau punya kekuatan di parpol sebagai syarat pencalonan," ujarnya. 

"RK, Anies Baswedan boleh populer karena elektabilitasnya. Tapi jangan kegeeran dulu. Mereka enggak punya partai sementara untuk maju itu harus punya partai atau mendukung partai yang 20 persen itu," tambahnya. 

Di sisi lain, Adi menyebut bahwa di 2024 banyak tokoh yang ingin mencalonkan diri. Termasuk para ketua umum hingga pengurus parpol. Hal ini membuat tantangan para capres muda tersebut makin besar.

"Banyak ketum parpol kalau bukan ketum, sekjen kan juga tertarik maju. Coba cek. Hampir semua ketum parpol: PKB, Golkar dan lain-lain," ujarnya. 

"Hampir semua parpol mengincar di 2024. Karena lapangan pertarungan datar dan enggak ada yang unggul-unggul amat gitu," pungkasnya. []
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: