DEMOKRASI.CO.ID - China kehilangan setidaknya kehilangan 40 tentara dalam bentrokan berdarah dengan India di perbatasan, Lembah Galwan di Himalaya bagian barat, pada awal pekan lalu.
Demikian yang disampaikan oleh Menteri Jalan dan Transportasi India, VKSingh, dalam sebuah wawancana dengan TV News24 oada Sabtu malam (20/6) dan dikutip Reuters.
"Jika 20 orang mati syahid di pihak kami (India), maka akan ada setidaknya dua kali lipat korban di pihak mereka (China)," ujar Singh.
Namun Singh yang merupakan mantan kepala militer tersebut tidak memberikan bukti apapun untuk mendukung klaimnya. Alih-alih, ia mengaku, China secara historis tidak pernah mendapatkan korban perang, termasuk dalam konflik pada 1962 dengan India.
Ia juga mengatakan, India sudah menyerahkan pasukan China yang tersesat ke wilayahnya setelah konflik hebat.
Kendati begitu, jurubicara Kementerian Pertahanan India, Bharat Bhushan Babu enggan mengomentari pernyataan SIngh.
Sejak pertempuran pada Senin malam (15/6), China belum mengatakan apa-apa menganai kerugian yang dialaminya. Sementara India diketahui telah kehilangan 20 tentara dengan sedikitnya 76 pasukannya terluka.
Beberapa waktu lalu, surat kabar pemerintah Global Times, mengaku ada korban di pihak China namun tidak merincinya.
Bentrokan tentara India dan China di Lembah Galwan sendiri tidak menggunakan senjata api mengingat perjanjian di antara keduanya. Namun keduanya diketahui kerap menggunakan batu hingga kawat yang digunakan untuk memagari sebagai senjata.
Atas insiden tersebut, baik China dan India saling menyalahkan karena melanggar batas wilayah Garis Kontrol Aktual (LAC). []