DEMOKRASI.CO.ID - Pengejaran terhadap buronan kelas kakap, Djoko Tjandra telah selesai. Terpidana kasus hak tagih (cessie) Bank Bali itu telah ditangkap di Malaysia pada Kamis malam (30/7).
Namun polemik belum usai. Banyak anggapan muncul bahwa penangkapan ini merupakan bagian dari upaya Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo untuk promosi jabatan menjadi kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis.
Demi menepis anggapan tersebut, aktivis Petisi 28, Haris Rusly Moto menyarankan agar Menko Polhukam Mahfud MD untuk berperan lebih menonjol.
“Agar kasus Djoko Tjandra tak dilihat semata promosi Komjen Sigit jadi kapolri. Maka Menko Polhukam Prof Mahfud MD harus jadi navigator kejar puluhan buronan perampok uang negara,” tegasnya dalam akun Twitter pribadi, Minggu (2/8).
Menurutnya masih banyak buron kakap yang harus ditangkap pemerintah. Khususnya dalam kasus megaskandal dugaan korupsi yang besar.
“Segera tangkap dan ekstradisi Sjamsul Nursalim, Honggo Wendratmo, dan lain-lain,” tutupnya.[psid]
