logo
×

Jumat, 21 Agustus 2020

Mantan Relawan Jokowi-Amin Bentuk KITA, KAMI: Gak Ada Waktu Melayani Model Kayak Gitu, Kreatiflah

Mantan Relawan Jokowi-Amin Bentuk KITA, KAMI: Gak Ada Waktu Melayani Model Kayak Gitu, Kreatiflah

DEMOKRASI.CO.ID - Insiator sekaligus deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani menyayangkan kehadiran Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).

Ia menilai, KITA terkesan menjadi social society yang bertujuan bukan untuk mengontrol kekuasaan.

Sebaliknya, gerakan itu malah mengontrol atau menjadi saingan gerakan sosial lainnya.

“Seharusnya civil society itu adalah mengontrol kekuasaan, bukan sesama civil society,” ujarnya kepada RMOL, Kamis (20/8/2020).

Kendati demikian, kata dia, KAMI tak mempermasalahkan dan sama sekali tak terganggu dengan KITA.

“Kita gak ada masalah, enggak terganggu,” katanya.

Sebaliknya, pihaknya mengajak KITA untuk bersama-sama menilai kondisi bangsa saat ini.

“Jawab aja, silakan KITA menjawab apa (kondisi bangsa) yang ada,” sambungnya.

Bahkan, Yani pun menilai bahwa jargon atau slogan KITA yakni “Tidak Ada KAMI, Tidak Ada KAU, Yang Ada KITA, KITA Indonesia” hanyalah sebuah pemantik.

“Kita gak ada waktu lah melayani model-model kayak gitu. Coba kreatiflah,” cetusnya.

“Kalau mereka mau membela pemerintah Jokowi, sebut aja sekarang gak krisis. Jawab aja begitu, lebih bagus. Tidak ada minus 5,32. Sekarang positif. Terus jawab bahwa pemerintah sudah menyalurkan uang ke semuanya, kaya gitu,” jelas Yani.

Hanya saja, Yani mengingatkan bahwa gerakan moral adalah gerakan untuk membela rakyat atas kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Menurutnya, sulitnya masyarakat mencari kerja dan berbagai kondisi yang memprihatinkan lainnya adalah fakta politik yang tidak bisa disangkal.

“Kalau gerakan moral adalah dia memperjuangkan kepentingan rakyat, rakyat susah cari kerja, bagaimana mereka caranya (bisa mendapat kerja),” tuturnya.

“Terus rakyat susah sekarang ini katanya dana-dana Covid-19 besar, tapi kok orang mau tes bayar, rapid test dan swab test bayar mahal,” tandasnya.

Sebelumnya, Kordinator KITA, Maman Imanulhaq menyatakan bahwa gerakan tersebut adalah gerakan moral dan kebudayaan.

Akan tetapi, mantan Direktur Relawan TKN Jokowi-Amin ini menegaskan bahwa KITA bukan gerakan untuk menandingi KAMI.

“Bukan tandingan (KAMI). Tapi sebagai politik kesadaran,” katanya.

“Indonesia milik kita. Jangan terus menyulut dendam keterbelahan. Kita butuh kebersamaan,” tegas Maman.

Maman menyatakan, KAMI sangat menghormati langkah sejumlah tokoh yang mendeklarasikan KAMI.

“Tapi pembelahan opini di saat kita butuh bekerjasama menghadapi pandemi jelas mengganjal spirit kebangsaan kita”, ucap Maman.

Saat ini, kata Maman, kritik yang konstruktif dan argumentatif dibutuhkan agar pemerintah lebih serius menghadapi pandemik Covid-19.

Bukan kritik yang sentimen yang terkesan menyerang personal.

“KITA ingin para tokoh bangsa ini berjiwa negarawan, bukan yang haus kekuasaan,” tegasnya.

“Apapun motifnya, jiwa kenegarawanan para tokoh sangat diperlukan untuk Indonesia saat ini,” ujar Maman.

Karena itu, KITA berharap agar para tokoh bangsa memberi semangat persatuan dan gagasan kebangsaan yang lebih konstruktif.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: