logo
×

Jumat, 07 Agustus 2020

Resesi Ekonomi, Bukti Struktur Ekonomi Jokowi Memang Rapuh

Resesi Ekonomi, Bukti Struktur Ekonomi Jokowi Memang Rapuh

DEMOKRASI.CO.ID - Pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok minus 5,32 persen pada kuartal II 2020.

Hal itu didasarkan pada data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

Angka itu jauh lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi positif yang pernah dicapai pemerintahan Joko Widodo selama dua periode memerintah.

Demikian disampaikan Wakil Direktur Institute Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto dalam jumpa pers virtual Indef bertajuk ‘Hadapi Resesi, Lindungi Rakyat’, Kamis (6/8/2020).

Berdasarkan data, pertumbuhan ekonomi terhebat dalam masa kepemimpinan Jokowi tercatat terjadi pada Kuartal II 2018 lalu.

“Pertumbuhan ekonomi (positif) kita kalau di tarik 5 tahun terakhir puncaknya pada 2018 kuartal II 5,27 (persen). Setelah itu
sebetulnya secara triwulan relatif semuanya mengalami perlambatan,” ujar Eko.

Ekonom jebolan Universitas Indonesia ini lantas membandingkan pertumbuhan ekonomi di era sebelumnya.

Pasca resformasi pada 1999 silam, di bawah kepemimpinan BJ Habibie, misalnya.

Saat itu, pertumbuhan ekonomi RI sempat minus 6,13 persen pada triwulan pertama.

Hal itu dipicu adanya krisis moneter dan krisis politik. Namun setelah itu ekonomi tumbuh positif.

“Jadi memang ini (di tahun 1999) titik terendah (capaian pertumbuhan ekonomi negatif) yang kita alami,” beber Eko, dilansir RMOL.

Eko juga mengungkap bahwa krisi ekonomi juga pernah terjadi di era SBY.

Saat itu, krisis dipicu sektor keuangan di Amerika dan kasus Bank Century.

Namun kala itu, Eko menyebutkan, ekonomi domestik tidak sampai tumbuh negatif, justru yang ada ialah mengalami perlambatan.

“Sehingga kemudian terjadi perlambatan dan sampai 4,5 persen, kemudian mulai balik lagi kemudian sampai ke angka 6 persenan kemudian tidak naik lagi,” ungkapnya.

Atas dasar tersebut, Eko berkesimpulan, capaian ekonomi RI di triwulan II tahun ini mempertegas struktur perekonomian yang lemah di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

“Mesagge-nya adalah, tanpa adanya Covid-19 juga sebetulnya kita akan melambat,” tuturnya.

Sementara, pandemi Covid-19 ini, lanjut Eko, hanya menkonfirmasi atau mempercepat krisis ekonomis.

“Memang struktur ekonomi Indonesia yang rapuh, kemandirian yang tidak dibangun, dan berbagai macam persoalan-persoalan yang ada di dalam perekonomian akhirnya terkuak,” ujarnya.

Akan tetapi, dengan adanya pandemi Covid-19 ini, munculnya ide-ide baru nantinya bisa mengangkat perekonomian ke jalur yang sudah ideal.

“Tentu saja 5 persen (pertumbuhan ekonomi) kami katakan belum ideal, karena potensinya lebih dari itu, apalagi sekarang kita jauh sekali minus 5,32 (persen),” pungkasnya.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: