logo
×

Jumat, 11 September 2020

Bima Arya: Edukasi Lebih Penting Dibanding PSBB Total

Bima Arya: Edukasi Lebih Penting Dibanding PSBB Total

DEMOKRASI.CO.ID - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, banyak hal yang dijadikan landasan kuat bagi Pemkot Bogor untuk tetap menerapkan PSBMK dibanding mengikuti DKI Jakarta yang memberlakukan PSBB secara total. Salah satunya hasil survei perspektif masyarakat Kota Bogor terhadap Covid-19.

“PSBB membutuhkan jumlah personil yang cukup untuk mengamankan. PSBB membutuhkan anggaran bansos yang cukup, APBD, APBN dari Provinsi dan juga nasional. Kalau tidak jelas, tidak mungkin PSBB, yang ada kita hanya menyengsarakan,” kata Bima Arya usai mendengarkan pemaparan hasil Survei Persepsi Covid-19 oleh Kolaborator Saintis Laporcovid19, Jum’at (11/9/2020).

Kolaborator Saintis Laporcovid19 melakukan survei terkait kondisi pengetahuan dan kepercayaan masyarakat Kota Bogor terhadap COVID-19. Survei dilakukan sejak 15 Agustus 2020 hingga 1 September 2020 dengan responden sebanyak 21.803. Metode analisis yang digunakan dalam survei ini dengan formula spearmen RHO untuk mengukur korelasi antar variable dan faktor demografi.

Dari survei itu terungkap ada 90 persen dari total koresponden mengaku mengalami keterpurukan ekonomi akibat pandemi.

“Point kedua, sebagian besar warga (Kota) Bogor terpapar secara ekonomi, 90 persen. Jadi secara ekonomi terpapar, kemudian kalau mereka (warga Kota Bogor) kita lockdown tanpa dibantu secara ekonomi, itu tidak mungkin, tidak mungkin,” kata Bima.

Hasil survei menyebutkan, ada 16,45 persen dari total koresponden yang masih percaya bahwa virus Corona adalah buatan manusia. Sementara 54,24 persen koresponden mengaku tidak tahu dan 29, 31 persen menjawab dengan salah.

“Paparan yang disampaikan tadi menguatkan landasan bagi Pemkot Bogor untuk secara maksimal menerapkan PSBMK tidak PSBB,” tegas Bima.

“Mengapa? Ini yang debatable, tetapi asumsi pertama terlihat dari laporan tadi sebagian besar warga Kota Bogor tidak teredukasi dengan baik. Itu evaluasi bagi kami, bagi dinkes bagi semua,” sambungnya.

Bima menyebut, pihaknya akan melibatkan domter dan ulama dalam mengedukasi warga.

“Jadi edukasi nomor 1, dokter dan ulama melakukan edukasi supaya masyarakat faham, Oh ini Covid-19, oh ini bahaya, saya kira begitu,” kata Bima.

“Yang kedua adalah penguatan protokol kesehatan yang kolaboratif dengan semua. Keputusannya akan kita sampaikan senin nanti, untuk mengumumkan konsep PSBMK ke depan,” sambungnya.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: