logo
×

Senin, 07 September 2020

Gawat! WHO Ancam Tak Akui Vaksin Covid-19, Ini Alasannya

Gawat! WHO Ancam Tak Akui Vaksin Covid-19, Ini Alasannya

DEMOKRASI.CO.ID - Sejumlah calon Vaksin Covid-19 sudah memasuki tahap akhir uji klinis. Meski begitu, bukan berarti vaksin tersebut langsung diterima begitu saja.

Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengancam tidak akan pernah mendukung vaksin yang belum terbukti aman dan efektif. Pernyataan ini dilontarkan di tengah kekhawatiran beberapa pengembang vaksin yang terkesan terburu-buru untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19.

Pemerintah di seluruh dunia berharap dapat menyebarkan vaksin secepat mungkin untuk melawan virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 26 juta orang, menewaskan ratusan ribu jiwa, dan mendatangkan malapetaka pada ekonomi global.

Dalam prosedur normal, penyelenggara tes harus menunggu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk memverifikasi bahwa kandidat vaksin sudah aman dan efektif.

Tetapi, karena pandemi ini terus memakan korban, ada tekanan besar untuk meluncurkan vaksin lebih cepat, yang memicu kekhawatiran bahwa standar pengujian dapat diturunkan. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menegaskan bahwa bukan itu masalahnya.

"WHO tidak akan mendukung vaksin yang tidak efektif dan aman," katanya dalam pengarahan virtual seperti dikutip dari viva.co, Senin (7/9/2020).

Dia juga mempermasalahkan gerakan anti-vax, yang memicu kekhawatiran tentang vaksin dalam pengembangan.

"Mereka mungkin bisa membangun narasi untuk melawan vaksin, tetapi rekam jejak vaksin menceritakan kisahnya sendiri," kata Tedros.

Saat ini, ada lebih dari 30 kandidat vaksin yang sedang diuji pada manusia. Delapan di antaranya sudah masuk uji coba Fase III atau tahap akhir, yang biasanya melibatkan puluhan ribu orang.

Dalam kesempatan tersebut, Tedros juga menyuarakan harapan supaya vaksin cepat tersedia, agar dunia dapat kembali normal.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: