logo
×

Selasa, 27 Oktober 2020

Sultan Abdul Hamid Marah Besar Prancis Gelar Teater Nabi Muhammad

Sultan Abdul Hamid Marah Besar Prancis Gelar Teater Nabi Muhammad

 


DEMOKRASI.CO.ID - Sultan Abdul Hamid II (berkuasa 31 Agustus 1876–27 April 1909), yang merupakan Sultan ke-34 Kekhalifahan Utsmaniyah atau Ottoman Empire, pernah marah besar dengan kelakuan pemerintah Prancis. Dalam salah satu serial Payitaht: Abdülhamid, Abdul Hamid yang dikenal lembut tidak bisa lagi menahan emosi ketika mendapat kabar Prancis akan menggelar pertunjukan teater yang menampilkan tokoh utama Nabi Muhammad SAW.

Film Payitaht bersumber dari catatan harian Abdul Hamid saat menjabat sebagai Khilafah. Bahkan, keturunan langsung Abdul Hamid, yaitu Orhan Osmanuglu ikut dilibatkan dalam pembuatan film ini agar cerita sesuai dengan sejarah yang sebenarnya, meski ada improvisasi percakapan di dalamnya.

Sang Sultan selama ini dikenal tegas membela umat Islam yang tertindas dari praktik kolonialisasi yang menjadi musuh utama, Utsmaniyah, yaitu Inggris, Prancis, dan Rusia. Sultan Abdul Hamid pula yang pernah menolak permintaan Theodor Herzl untuk membeli tanah Palestina sebagai tempat tinggal kelompok Zionis Yahudi, yang sekarang menjadi Israel.

Dalam salah satu cuplikan, Sultan Abdul Hamid berada di Istana Yildiz, Istanbul, dan mengutarakan keresahannya kepada beberapa Pasha yang mengelilinginya. Mahmud Pasha pun penasaran dengan kemarahan Sang Sultan. “Untuk apa Sultan marah jika bukan karena komik tersebut. Hunkar (panggilan hormat kepada Sultan Abdul Hamid?” kata Mahmud.

Sultan Abdul Hamid pun menunjukkan surat kabar Prancis yang dipegangnya, dan kemudian membacakan isi berita kepada para Pasha. Dia menjelaskan, seorang laki-laki menulis pertunjukan teater yang melibatkan Nabi kita Muhammad SAW digelar malam itu di Kota Paris.

“Ini penghinaan terhadap Rasulullah. Aku tak akan mengatakan apapun. Mereka menghina Baginda kita, kehormatan seluruh alam semesta,” kata Sultan yang diperankan aktor Bülent İnal ini.

Sultan Abdul Hamid mengaku, ia tidak peduli jika Prancis menyerang pribadinya. Tetapi, jika mereka menghina agama Islam dan Nabi Muhammad SAW, Sang Sultan mengaku, siap bangkit dari kematian.

“Aku akan menarik pedang ketika sedang sekarat. Aku akan menjadi debu dan terlahir kembali dari debuku, dan berjuang bahkan jika mereka memotong leherku, mencabik-cabik dagingku untuk melihat wajah Baginda Nabi kita. Melihat wajah Rasulullah di akhirat,” kata Sultan Abdul Hamid melanjutkan.

Kemarahan Sultan belum berhenti. Dia mengatakan, koran yang menggambarkan wajah dan pementasan teater Nabi Muhammad SAW adalah bukti umat Islam berjuang dengan musuh yang tidak terhormat. Dia menegaskan, Kekhalifahan Utsmaniyah tidak akan pernah menjadi seperti Prancis dalam berperang.

“Tetapi, kita tidak akan menghentikan pertahanan kita. Panggil kedutaan Prancis, segera,” begitu perintah Sang Sultan, yang dijawab oleh Tahsin Pasha, selaku orang paling dipercayainya.

Sesi selanjutnya, legasi atau duta besar Prancis memenuhi panggilan Sultan Abdul Hamid di Istana Yildiz. Sang perwakilan resmi pemerintah Prancis itu langsung menyapa tuan rumah. “Hunkar hazretleri. Theodor Herzl adalah tamu kami di kedutaan kita sekarang,” ujar sang tamu yang menyangka ia dipanggil gara-gara menjamu Theodor Herzl di Kedutaan Prancis di Istabul.

Sultan Abdul Hamid pun menjelaskan, jika ia memanggil sang legasi Prancis bukan terkait masalah kecil yang berkaitan dengan kedatangan Herzl di Istanbul. “Kedutaan, kami umat Muslim begitu mencintai Nabi kita Rasulullah SAW. Kami sangat mencintainya hingga rela mengorbankan hidup kami untuknya. Kami tigak ragu dan rela mati untuknya,” ucap Sultan Abdul Hamid.

Sultan mengungkapkan, pihaknya mendapat informasi jika pemerintah Prancis menyiapkan pertunjukan yang niatnya menghina Nabi Muhammad SAW. Sultan pun menegaskan, jika ia adalah pemimpin umat Islam di Balkan, Irak, Suriah, Lebanon, Hijaz, Kaukasus, Anatolia, dan Payitaht (Istanbul).

“Akulah Khalifah umat Islam Abdul Hamid Han! Aku akan menghancurkan dunia di sekitarmu jika kamu tidak menghentikan pertunjukan tersebut!” ucap Sultan dengan nada geram sembari melemparkan koran kepada legasi Prancis tersebut.

Dalam adegan selanjutnya, Tahsin Pasha memberi kabar gembira kepada Sultan Abdul Hamid jika orang Prancis menghentikan pertunjukannya. Sang Sultan pun mengucapkan alhamdulillah. Tahsin Pasha melanjutkan, Hunkar (panggilan hormat kepada Sultan Abdul Hamid) pun mendapat ucapan terima kasih dari semua negara Islam atas keberaninnya menghentikan pertunjukan teater di Paris.

“Komite Islam Liverpool (Inggris) juga mengucapkan terima kasih. Saudara India kita juga berada di jalanan. Mereka menginginkan kesehatan dan kedamaian untuk Kahlifah kita yang tidak membiarkan siapa pun menghina Baginda Nabi. Ini tampilan kebahagiaan di jalanan Mesir dan Aljazair,” kata Tahsin Pasha sambil menunjukkan surat kabar terbaru yang dipegangnya.

Tahsin Pasha tidak lupa mendoakan Sang Sultan agar diberkati Allah SWT. “Kita tidak mencari pangkat jika kita bisa melayani agama ini,” kata Sultan Abdul Hamid menjelaskan tindakannya kepada Tahsin Pasha.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: