DEMOKRASI.CO.ID - Politikus Ferdinand Hutahaean kembali memberikan kritikan atas kondisi DKI Jakarta. Kali ini soal kebijakan Gubernur Anies Baswedan yang dianggap tidak pro rakyat.
Ferdinand awalnya menyebutkan hasil survei terkait kondisi kemiskinan dan pengangguran di ibukota negara itu. Di mana angka kemiskinan dan pengangguran di DKI Jakarta berada di atas rata-rata nasional.
“Tahukah anda bahwa kenaikan angka kemiskinan di Jakarta adalah yang tertinggi di Indonesia selain angka pengangguran?Angka kemiskinan di DKI Jakarta naik sebesar 1,11% dr semula 3,42% pada September 2019, menjadi 4,53 persen pada Maret 2020. Kegagalan yg paripurna Anies Baswedan,” kata Ferdinand di akun Twitternya, Sabtu (7/11/2020).
“Jakarta menjadi kota paling tinggi tingkat penganggurannya di Indonesia yaitu 10,95% diatas rata-rata Nasional 7,7%. Inilah akibat dari Gubernurnya tak mampu kerja, dapat penghargaan karena kinerja pendahulunya dan bangga dengan penghargaan yang bukan miliknya. Memalukan..!,” lanjut Ferdinand.
Mantan kader Partai Demokrat itu lalu menjabarkan program Pemprov DKI Jakarta di sektor UMKM. Dia juga membandingkan anggaran yang diberikan untuk pembangunan staidon.
“Rp200 M untuk TIM, Rp.1,18 T untuk Jakarta Internasional Stadium, sementara untuk UMKM alokasi di Bank DKI Rp500 M dalam bentuk pinjaman”.
“Kasihan UMKM Jakarta, mestinya jadi prioritas dibantu secara gratis dari dana PEN, tapi malah bangun Stadion yang entah utk apa saat ini. Ego, Culas?” jelas Ferdinand Hutahaean.
Direktur eksekutif EWI itu menduga apa yang dilakukan Anies semata hanya untuk pencitraan. Terlebih untuk menghadapi Pilkada 2022 dan Pilpres 2024.
“Pantaskah Anies mengucurkan dana PEN sebesar Rp.1,18 T untuk stadion yang tak penting saat ini untuk rakyat Jakarta? Ooohhh jawabannya ternyata untuk ego sang Gubernur. Tampaknya Stadion itu akan jadi jualan keberhasilan nanti untuk Pilkada 2022 dan juga 2024?” ungkapnya.
Ferdinand juga menyindir kebijakan Anies yang dinilainya tidak fokus pada kesejahteraan rakyat.
“Seorang pemimpin yang jujur dan lebih mementingkan rakyatnya akan memilih menggunakan anggaran untuk skala prioritas membantu rakyat, menurunkan angka kemiskinan, mengaktifkan lapangan kerja, bukan malah membangun stadion trilliunan rupiah. Gubernur sesat pikir..!!” pungkas Ferdinand Hutahaean.