DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyebutkan Rizal Ramli merupakan sosok yang cerdas di bidang perekonomian.
Namun, Jusuf Kalla (JK) menuturkan bahwa Rizal tidak memiliki kemampuan yang baik untuk memimpin anak buah. Hal itu berdampak kepada kinerjanya selama sebagai menteri. Tak heran jika Rizal tak pernah awet sebagai menteri baik di masa kepemimpinan SBY maupun Jokowi.
“Omongnya besar, tapi gak bisa pimpin orang,” kata JK dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (7/11/2020).
Hal inilah yang menjadi alasan kuat mengapa sosok Rizal Ramli dicopot dari jabatannya sebagai Menko Maritim pada 2016.
Jusuf Kalla juga menyebutkan Rizal Ramli tidak pernah diperhitungkan sebagai menteri, baik di zaman kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan itu dilontarkan oleh JK, sapaan Jusuf Kalla, dalam akun Youtube Karni Ilyas Club. Adapun, pernyataan tersebut merupakan respons dari tuduhan Rizal Ramli sebelumnya, yang menyebut JK sengaja beberapa kali menjegal dirinya untuk menjadi Menteri Keuangan atau BUMN di zaman SBY maupun Menko Perekonomian pada era pemerintahan periode pertama Jokowi.
JK pun bercerita pada masa periode pertama kepemimpinan SBY, Rizal sudah lebih dahulu melakukan lobi-lobi ke beberapa tempat. Pada saat yang sama Rizal disebutnya, telah mengeluarkan isu bahwa dia sudah dicalonkan sebagai Menteri Keuangan atau Menteri BUMN.
“Waktu itu, seluruh calon menteri itu di-interview oleh Pak SBY. Tetapi dia [Rizal Ramli] gak pernah dipanggil, jadi tidak benar kalau saya larang. Memang dia tidak pernah diperhitungkan oleh Pak SBY. Kalau diperhitungkan dia pasti dipanggil,” katanya, seperti dikutip dari channel Youtube Kari Ilyas Club, Sabtu (7/11/2020).
JK pun melanjutkan ceritanya, bahwa saat-saat terakhir kabinet akan disusun, SBY bertanya kepadanya apakah ada slot kursi menteri yang masih kosong. Pertanyaan itu pun dijawab JK dengan menyebut kursi Menteri Perindustrian.
“Lalu saya telepon dia [Rizal Ramli]. Dia sudah nunggu sebenernya. Ketika saya sampaikan diputuskan jadi Menperin, dia bilang, Wah, Anda ini teman tapi tidak adil. Saya kan maunya Menkeu atau Menteri BUMN,” lanjut JK.
Menanggapi respons Rizal tersebut, JK pun menjawab bahwa tawaran untuk menjadi Menteri Perindustrian berasal dari SBY, bukan dari dia.
JK pun bercerita bahwa, di sisi lain, dia mendapatkan laporan penolakan dari para pejabat eselon satu Kemenkeu, jika Rizal Ramli dipilih menjadi Menkeu.
“Datanglah sebelas pejabat eselon satu Kemenkeu ke sini [kediaman JK]. Waktu itu dipimpin oleh Darmin Nasution pada Oktober 2004. Mereka mengatakan seluruh dirjen Kemenkeu akan mundur kalau Rizal Ramli jadi Menkeu,” ujar JK.
Permintaan para eselon satu Kemenkeu itu pun disampaikan JK kepada SBY.
“Lalu saya tanya kenapa menolak? Mereka mejawab, pertama dia [Rizal Ramli] tidak mengerti persoalan. Kedua kami ini dianggap kebun binatang kalau dia marah-marah,” papar JK.