DEMOKRASI.CO.ID - Guru-guru di tingkat SD-SMP di Pandeglang dibuat heran dengan angket yang disebar di lingkungan sekolah. Angket berisi pertanyaan yang menyinggung soal dukungan untuk Pilkada Pandeglang.
Angket disebar dengan lima pertanyaan di Google Form. Pertama, pengisi angket ditanya identitas pekerjaan apakah sebagai kepala TK/PAUD, kepala SD, kepala SMP, guru TK/PAUD, guru SD, guru SMP, operator TK/PAUD, operator SD/SMP, atau tenaga administrasi SD/SMP.
Pertanyaan kedua sampai keempat diisi dengan pilihan di mana alamat tugas berdasarkan kecamatan dan kelurahan/desa dan unit kerja atau sekolah yang menjadi tempat bekerja. Terakhir, pertanyaan soal siapa yang layak memimpin Kabupaten Pandeglang untuk pembangunan 2021-2025.
Di kolom jawaban pertanyaan ini, ada dua jawaban yang harus dipilih yaitu apakah pasangan Irna Narulita-Tanto Warsono Arban atau Thoni Fathoni Mukson-Miftahul Tamamy. Kedua nama itu adalah nama pasangan di Pilkada 2020 yang berdasarkan hasil hitungan di KPU suara terbanyak ada di petahana Irna-Tanto.
Seorang guru SMP yang minta namanya tidak disebutkan dengan alasan tertentu menceritakan soal angket yang tersebar sejak Rabu (10/2) kemarin. Ia mengaku menerima dan diminta untuk mengisi angket oleh kepala sekolah. Angket disebar kepala sekolah ke WhatsApp grup guru dan berdasarkan pengakuannya adalah instruksi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang.
"Setelah kita lihat di dalamnya ada kata-kata yang menyatakan Pandeglang lebih layak dipimpin oleh siapa. Di situ pilihannya ternyata kandidat yang kemarin ikut Pilkada. Kita kan heran, Pilkada udah lewat kok. Link surveinya baru dikirim sekarang, kalau pertanyaan seperti itu harusnya seminggu sebelum pilkada atau sebulan sebelum Pilkada," ujarnya kepada detikcom, Kamis (11/2/2021).
Di isi instruksi itu, kepala sekolah memohon guru untuk mengisi angket. Mereka diminta menyebar ini ke guru termasuk operator dan tenaga lain di sekolah. Ia mengatakan isi teks instruksi kepala sekolah kira-kira berbunyi, "bapak ibu kepala SMP, punten dibantu mengisi angket ini, dan share ke semua guru, operator, tenaga lainnya untuk mengisi angket ini," ujarnya.
Guru di sekolah SD yang identitasnya juga minta dirahasiakan bercerita hal serupa. Ia mendapat instruksi pengisian angket oleh kepala sekolah. Selain disebar di sekolahnya, guru-guru di sekolah lain setelah ia cari tahu pun menerima instruksi serupa. Ceritanya sama, mereka diminta untuk mengisi Google Form berisi pertanyaan serupa.
"Betul ke grup WA sekolah, nah itu katanya hasil rapat kormin (koordinator administrasi). Ternyata saya teliti di beberapa kecamatan mereka juga dapat," ujarnya.
Tapi, ia yang belum mengisi angket itu kemudian di-WhatsApp secara pribadi oleh kepala sekolah. Ia diminta memilih untuk pilihan dukungan atas Irna-Tanto.
"Ini diisi, bikin pernyataan mendukung Ibu Irna, itu kalimat japriannya" ucapnya.
Sampai saat ini, ia sendiri belum mengisi angket tersebut. Ia masih mempelajari karena rentan digunakan untuk kepentingan politik.(dtk)