DEMOKRASI.CO.ID - Sebuah acara yang digelar Pendakwah Sugik Nur Raharja atau akrab disapa Gus Nur, dibubarkan ormas lantaran sejumlah videonya disebut telah meresahkan masyarakat karena memuat unsur ujaran kebencian.
Momen acara Gus Nur dibubarkan anggota ormas lantaran sejumlah videonya yang dinilai mengandung ujaran kebencian itu menjadi perbincangan publik usai diunggah Kanal YouTube Gus Nur 13 Official, seperti dilihat pada Sabtu 29 Januari 2022.
Dalam video itu, tampak sejumlah anggota ormas mendatangi acara Gus Nur tersebut. Salah seorang dari mereka kemudian berbincang dengan penceramah kontroversial itu.
Sambil duduk di samping Gus Nur, anggota ormas itu pun menyampaikan maksud kedatangan mereka yakni soal adanya laporan masyarakat.
Gus Nur pun kemudian menanggapi ucapan anggota ormas itu dengan mengatakan bahwa di mana-mana dia ada pasti ada bahasa soal laporan masyarakat terhadap dirinya.
“Kayaknya di mana-mana saya datang pasti bahasanya seperti ada laporan masyarakat, meresahkan masyarakat, padahal gak ada,” kata Gus Nur.
Kader ormas itu lantas mengatakan, masyarakat yang melapor kepada pihaknya tersebut mengaku telah melihat video-video Gus Nur yang memuat unsur ujaran kebencian.
“Masyarakat tersebut telah melihat video-video kanjengan yang ujaran kebencian,” ujar anggota ormas itu.
Menanggapi hal itu, Gus Nur pun lantas meminta anggota ormas itu untuk memperlihatkan video terkait dirinya yang memuat ujaran kebencian tersebut.
“Yang mana coba, monggo yang mana videonya? Nah ini baru saya senang ini, baru ketemu ini, kan selama ini hanya katanya-katanya,” ucapnya.
Anggota ormas itu pun kemudian mengaku tak bisa memperlihatkan video tersebut lantaran situasinya tidak memungkinkan apabila video itu hendak dicari lagi karena sangat mendadak.
Kendati demikian, kata sang ormas, masyarakat yang melapor itu menyebut bahwa Gus Nur dalam video-videonya sering kali melontarkan ujaran kebencian dengan menghujat pemerintah.
“Mungkin kalau mendadak mencari begini agak kesulitan. Intinya masyarakat tersebut pernah melihat bahkan sering kali ujaran kebencian yang tidak pro pemerintah, menghujat pemerintah,” ujarnya. [terkini]
