logo
×

Selasa, 14 Juni 2022

Paus Fransiskus Sebut Lagi NATO Provokasi Rusia di Perang Ukraina

Paus Fransiskus Sebut Lagi NATO Provokasi Rusia di Perang Ukraina

DEMOKRASI.CO.ID - Paus Fransiskus mengatakan bahwa pasukan Rusia amat brutal dalam perang di Ukraina. Mereka menyerang dengan kejam dan ganas. Paus memuji Ukraina berani karena berjuang untuk bertahan hidup.

Namun Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa perang Rusia Ukraina kemungkinan telah diprovokasi. "Sambil mengutuk keganasan, kekejaman pasukan Rusia, kita tidak boleh melupakan masalah sebenarnya jika kita ingin perang diselesaikan," kata Francis. Ia juga menyinggung ihwal industri persenjataan di antara faktor-faktor yang memberikan insentif untuk perang.

"Benar juga bahwa Rusia mengira semuanya akan berakhir dalam seminggu. Tapi mereka salah perhitungan. Mereka bertemu dengan orang-orang pemberani, orang-orang yang berjuang untuk bertahan hidup dan yang memiliki sejarah perjuangan," katanya.

Francis mengatakan bahwa beberapa bulan sebelum Presiden Vladimir Putin mengirim pasukannya ke Ukraina, Paus telah bertemu dengan seorang kepala negara. Dalam pertemuan itu, kepala negara tersebut menyatakan keprihatinannya bahwa NATO menggonggong di gerbang Rusia dengan cara yang dapat mengarah pada perang.

Paus Fransiskus kemudian berkata, "kami tidak melihat keseluruhan drama yang terjadi di balik perang ini, yang mungkin entah bagaimana diprovokasi atau tidak dicegah".

Dia juga bertanya kepada dirinya sendiri secara retoris apakah itu membuatnya pro-Putin. Dia lalu berkata, "Tidak, saya tidak (pro-Putin). Akan sangat sederhana dan salah untuk mengatakan hal seperti itu".

Pada Mei lalu, Paus Fransiskus mengatakan bahwa NATO telah memprovokasi perang Rusia Ukraina. Ia mengibaratkan NATO sedang menggonggong di pintu Rusia.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera, Fransiskus mengatakan kehadiran NATO di negara-negara terdekat Moskow, kemungkinan memprovokasi terjadinya invasi.

Paus Fransiskus juga mengutuk kebrutalan perang dan membandingkannya dengan perang saudara Rwanda pada 1990-an, yang mengakibatkan genosida minoritas Tutsi.

Sejak invasi ke Ukraina, ia telah berulang kali mengkritik invasi. Namun Paus menghindari menyebut nama Putin secara eksplisit, sejalan dengan kebijakan luar negeri Vatikan untuk menjaga pintu dialog tetap terbuka. [tempo]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: