logo
×

Selasa, 17 Januari 2023

Geger Bentrok Maut TKA China dengan Pekerja Lokal di Morowali, Rocky Gerung: Bukan Sekedar Kecemburuan Etnis, Tapi Ada…

Geger Bentrok Maut TKA China dengan Pekerja Lokal di Morowali, Rocky Gerung: Bukan Sekedar Kecemburuan Etnis, Tapi Ada…

DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti terkait bentrok antara Tenaga Kerja Asing (TKA) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) yang terjadi pada Sabtu (14/1/2023) dan menewaskan tiga pekerja.

Rocky mengatakan kerusuhan itu bukan sekedar masalah etnis antara pekerja China dan pribumi sebagaimana dengan desas-desus yang beredar.

“Jadi di latar belakang Morowali itu ada ketegangan modal di situ, bukan sekedar kecemburuan etnis di situ. Bahwa ini China versus lokal. Enggak. Di situ ada ketidak adilan yang dasarnya eksploitasi kapitalistik,” tuturnya dilansir dari kanal Youtube Rocky Gerung Official, Senin (16/1/2023).

Menurutnya, bangsa ini sebenarnya bangsa yang toleran. Hal itu bisa dilihat di pasar, para penduduk lokal dan etnis China berdampingan menjajakan dagangannya.

“Jadi, kita lihat bangsa ini sebetulnya toleran, hanya bila terjadi ketidak adilan yang menyangkut perut maka terjadi ketegangan,” ucapnya.

Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa kerusuhan yang terjadi di pabrik nikel di Morowali Utara tak terjadi di pasar-pasar, lantaran di sana tak ada eksploitasi. Sementara, pada industri strategis, seperti pabrik nikel. TKA cenderung terlihat lebih mewah, hidupnya lebih makmur. Itu yang menyebabkan ketegangan sosial.

“Jadi bukan karena etnisitas, tapi karena ketidakadilan yang disebabkan oleh favoritisme negara kepada modal China dalam hal ini,” tuturnya.

Hal tersebut semakin meruncing, kata Rocky, melihat kebijakan pemerintah yang tak berpihak kepada rakyat. Jokowi misalnya, pada suatu kesempatan bilang pekerja Indonesia pemalas dan tak bisa mengoperasikan teknologi. Tapi di sisi lain, malah impor pekerja keras.

“Tapi kenapa Jokowi mengimpor memasukkan tenaga kerja yang juga bisa dilakukan oleh anak Indonesia lokal. Jadi sopir, jadi pengangkut material segala macam. Itu yang menimbulkan kesenjangan pendapatan dan sekaligus potensi kerusuhan sosial,” katanya.[populis]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: