logo
×

Senin, 02 November 2015

"Jangan Sampai Kodok Jokowi di Istana Ikut Tertawa"

"Jangan Sampai Kodok Jokowi di Istana Ikut Tertawa"
Ruhut Sitompul. (Ist)
NBCIndonesia.com - Partai Gerindra menilai alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun depan terlalu besar. Partai Demokrat hanya dapat tersenyum dengan kondisi politik saat pembahasan RAPBN 2016.

"Ya itu kan kata Gerindra, tapi kalau kemarin pak Prabowo menangkan lain lagi. Sudahlah politik-politik begituan, kadang-kadang aku tersenyum, kadang-kadang aku tertawa, termehek-mehek," kata Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul, Jumat (30/10/2015).

Dia berharap, DPR dapat bekerja menyelesaikan tugas-tugasnya. "Kita tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. Jangan sampai nanti kodok Pak Jokowi yang ada di Istana itu ikut tertawa. Sudahlah, DPR ini kerja yang baik," terangnya.

Lebih lanjut, Ruhut memastikan, partai berlambang bintang mercy akan mendukung pengesahan RAPBN 2016. "Oh iya, kan tinggal Gerindra saja, kan sudah jadi perhatian," tukasnya.

Fraksi Gerindra menolak hasil pembahasan panja asumsi Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) 2016. Gerindra menilai alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN tahun depan terlalu besar. Gerindra menilai RAPBN 2016 tidak berpihak kepada masyarakat.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edi Prabowo mempertanyakan pentingnya BUMN disuntik anggaran besar. Di APBNP 2015, kata Edi, Gerindra menyetujui usulan penambahan PMN ke BUMN. Tapi, penyerapannya masih rendah. "Apakah Gerindra harus menutup mata untuk menyetujui. Tidak terserap tiba-tiba ada penambahan baru. Ada apa ini?" tanya Edi.

Gerindra melihat tidak ada keseriusan pemerintah. Edi menjelaskan, keinginan Gerindra tidak banyak. Partainya ingin program pemerintah itu apa adanya. "Jelas fakta. Kalau tidak bisa mencapai, katakan tidak bisa. Ini untuk kepentingan rakyat," kata Edi.(mtn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: