logo
×

Sabtu, 28 November 2015

Setnov Membungkuk Jabat Tangan Megawati, Ngomongin Apa?

Setnov Membungkuk Jabat Tangan Megawati, Ngomongin Apa?
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) berbincang dengan Ketua DPR Setya Novanto (kiri) disaksikan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (kanan) usai menonton Pagelaran Peduli Bangun Majapahit di Teater Besar TIM ,Jakarta, Kamis (26/11). Foto: Antara/Rosa Panggabean.
NBCIndonesia.com - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, tampak berbincang dengan Ketua DPR, Setya Novanto, disaksikan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.

Setnov tiba-tiba muncul dan langsung menyalami megawati dengan membungkukkan badan di menit-menit akhir pertunjukan ketoprak dengan lakon "Bangun Majapahit" di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Kamis malam (26/11/2015).

Pantauan Rimanews, mereka yang hadir antara lain; Megawati, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dan mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Try Sutrisno.

Hadir juga Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan kenang-kenangan berupa karangan bunga pada saat semua pemain tampil ke pentas untuk memberikan penghormatan kepada penonton menandai berakhirnya pertunjukan.

Selanjutnya pembawa acara, Dedi Gumelar alias Miing, mempersilakan Megawati untuk naik panggung guna memberikan karangan bunga didampingi putrinya, Puan Maharani.

Bintang tamu yang mendapat karangan bunga antara lain, Titiek Puspa, Butet Kertarajasa, Kies Slamet, dan Bambang Pamungkas. Karangan bunga juga diberikan kepada ketua panitia Tuti Roosdiono dan sutradara Teguh Ampiranto alias Kenthus.

Pentas ketoprak berlangsung sekitar dua jam yang dimulai sekitar pukul 20.30 WIB. Pentas ketoptrak "Bangun Majapahit" bercerita tentang pergantian tampuk kepemimpinan sejak Kerajaan Singosari, Kerajaan Dhaha, hingga Kerajaan Majapahit.

Dalam pergantian kepemimpinan tersebut diwarnai dengan intrik, peperangan, dan pembunuhan. "Namun, dalam perjalanan sejarah, terbukti kebenaran yang tampil sebagai pemenang," kata Miing.(rmn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: