![]() |
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Foto: Antara. |
"PKS ingin menunjukkan wajah barunya, bukan berarti PKS genit. Setelah pergantian kepemimipinan PKS dari Anis Matta ke Sohibul Imam, PKS mulai berbenah. Salah satunya soal pola komunikasi mereka yang ingin lebih santun dan bersahaja," kata pengamat The Political Literacy Institute itu kepada Rimanews di Jakarta, Rabu (23/12/2015).
Adi mengatakan, sikap petinggi PKS menyambangi Jokowi hanya ingin memperbaiki hubungan karena PKS selama ini dikenal bersikap "sangar" ke Jokowi.
"Ya, meredakan ketegangan lah," ucapnya.
Dosen ilmu politik UIN itu menambahkan, dengan wajah barunya, PKS akan sedikit terkesan melunak dan berteman akrab dengan Jokowi.
"PKS seolah ingin tetap mengkritik pemerintah tapi bukan menghujat, mengkritik tapi dengan santun," ucapnya.
PKS, lanjut dia, akan tetap berada di luar pemerintahan, namun PKS ingin tetap menjadi oposisi yang loyal.
"Oposisi loyal berarti tetap kritis terhadap pemerintah jika tidak ada isu-isu yang dianggap tak pro rakyat," Pungkasnya.
Seperti diketahui, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Imam bersama dengan beberapa pengurus DPP PKS mendadak menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (21/12/2015).
Sohibul datang dengan didampingi oleh Bendahara Umum DPP PKS Mahfudz Abdurahman, Ketua DPP PKS Almuzzamil Yusuf dan Wakil Sekjen DPP Mardani Ali Sera.(rn)