logo
×

Senin, 29 Februari 2016

Kapolda: Brigadir Petrus Mutilasi Dua Anak Kandungnya Karena Cemburu

Kapolda: Brigadir Petrus Mutilasi Dua Anak Kandungnya Karena Cemburu

NBCIndonesia.com -  Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto menyatakan, kasus pembunuhan yang dilakukan Brigadir Petrus Bakus dengan cara memutilasi dua anak kandungnya, Febian (5) dan Amora (3) diduga berawal dari rasa saling cemburu.

"Berdasarkan fakta-fakta dan keterangan istrinya Windri Hairin Yanti, dalam dua minggu terakhir pelaku sering marah-marah, setelah istrinya menuding pelaku selingkuh yang berawal dari masuknya pesan singkat ke handphone pelaku dari seorang perempuan," kata Arief Sulistyanto di Pontianak, Senin (29/02/2016).

Arief menjelaskan, dampak dari pesan singkat itu, istri pelaku menuduh Petrus Bagus selingkuh. Tetapi pelaku juga cemburu dengan istrinya yang sehari-hari membantu suaminya mencari penghasilan tambahan dengan menerima pesanan kue ulang tahun dan lain sebagainya.

"Sehingga kemana-mana istrinya selalu diawasi oleh orang suruhan pelaku. Istrinya menjadi tidak senang karena sudah tidak ada saling percaya, dampaknya istrinya minta cerai yang terjadi dua minggu sebelum kasus pembunuhan tersebut," ungkapnya.

Menurut Arief, pelaku menjadi pemarah, dan malah menurut pengakuan istrinya, kedua anaknya pernah memberitahukan bahwa pelaku akan membunuh istrinya. Tapi omongan kedua anaknya tersebut tidak dihiraukan istri pelaku.

"Menurut pengakuan istrinya, pelaku selama seminggu ini terlihat marah-marah dan seperti mengusir orang tetapi yang diusir sebenarnya tidak ada. Hal itu sudah diantisipasi dengan berkonsultasi dengan romo di Gereja," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Kapolda Kalbar menambahkan, dari rangkaian kejadian dan fakta-fakta di lapangan, tidak ada masalah dengan rekrutmen penerimaan anggota Polri terutama terhadap pelaku, sehingga tim penyidik akan terus mendalami motif pelaku yang telah membunuh kedua anak kandungnya tersebut.

Arief menyatakan, pelaku adalah lulusan Brigadir 2007 dari Polres Melawi, yang lahir di Tahuban 1988, Kabupaten Landak. Dari hasil tes, pelaku menduduki nilai paling tinggi dari Polres Melawi, dan sudah melewati serangkaian tes standar dari Mabes Polri.

"Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, mulai dari teman seangkatan, lingkungan kerja dan lainnya, tidak ada yang aneh dengan perilaku pelaku, sehingga terpilih pendidikan Brigadir Intelijen dan ditempatkan di Intelkam Polres Melawi," katanya.

Selain itu, selama proses pembinaan karier, Polda Kalbar juga melakukannya secara ketat, dan tidak pernah terjadi pelanggaran dan penyimpangan oleh pelaku, katanya.

"Langkah kami saat ini, yakni sudah melakukan olah TKP, otopsi, penyitaan barang bukti, melakukan uji narkoba yang hasilnya negatif, melakukan pra rekonstruksi, mendatangkan tim psikolog baik dari Polda Kalbar maupun Mabes Polri," katanya.(rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: