
NBCIndonesia.com - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan meminta pemerintah bisa saling bersinergi untuk memberantas pencemaran air sungai. Dengan begitu, masyarakat yang sering memanfaatkan air sungai tak lagi memiliki sumber air bersih. Ketersediaan air yang melimpah pun tidak dibarengi dengan keberadaan air bersih.
"Kita harus menghentikan para intelektual yang membuang limbah dari pabrik-pabrik yang berjejer. Apabila limbah rumah tangga, sampah, dan pabrik selesai, maka sungai kita juga akan bersih," ujar pria yang akrab disapa Aher ini di Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (26/3).
"Saya kira persoalan air bersih di Bandung dan Jakarta tidak terlepas dari lingkungan. Ketika sumber air cukup tapi air bersih kurang, disitulah terjadi permasalahan. Ini adalah fenomena gagal pasar. Jangan-jangan penyakit yang ada di BPJS karena airnya yang kurang bersih," tambahnya.
Lebih lanjut, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebut masyarakat Indonesia hanya menikmati 65 persen air bersih yang ada di Tanah Air. Sementara, 35 persen masyarakat Indonesia belum sama sekali menikmati air bersih.
"35 persen belum bisa menikmati air bersih," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno juga mengatakan hal senada. Dia meminta perusahaan-perusahaan BUMN untuk bersinergi dalam menyediakan air bersih di seluruh Indonesia.
"Kita memberi komitmen di beberapa tempat adalah tersedianya air bersih karena keharusan. Air bersih yg tersedia hanya 65 persen di Indonesia dan kita harus 100 persen. Kenapa? Karena bangsa bisa pandai, sehat, dan kuat itu minimal kita harus punya air bersih," kata dia.(mdk)