
"Sebagai anggota DPD RI, saya merasa cemas dengan keadaan saat ini yang terjadi di lembaga ini," kata Basri, saat dikonfirmasi, Selasa (12/04/2016).
Menurut Basri, banyak sudah uang rakyat yang dihabiskan tetapi kewenangan lembaga tidak berarti dalam memperjuangkan aspirasi daerah. "Makanya saya ingin mengusulkan agar laporan reses harus diuubah modelnya."
Basri mengusulkan agar saat penyampaian laporan reses wakil pemerintah turut dihadirkan. "Karena selama ini, laporan reses kami selalu tidak di tindaklnjuti," ujarnya.
Selanjutnya, kata Basri, pada saat dirinya meminta untuk bicara sekaligus ingin menengahi kisruh saat tersebut, pimpinan tidak memberi kesempatan padanya. Dan kejadian seperti itu selalu saja terjadi pada saat ia meminta bicara.
"Pimpinan sudah terlanjur memandang saya sebagai musuh. Inilah yang membuat saya tersinggung. Karena pimpinan sama sekali tidak menggubris interupsi saya," terang dia.
Basri pun menyampaikan permohonan maafnya atas kejadian kericuhan tersebut. "Saya mohon maaf, demi Allah tidak ada sedikitpun niat untuk membuat kericuhan. Saya sangat marah karena setiap laporan reses yang kami sampaikan tidak ada tindaklanjutnya," tutur dia.
Lebih jauh, Basri menegaskan emosi yang dilontarkan kala itu lantaran merasa diremehkan padahal seharusnya pimpinan DPR memiliki hak yang sama dengan anggota yang lain.
Perlakuan pimpinan terhadap dirinya dianggap sudah terjadi berulang-ulang pada paripurna dan sudah tidak bisa ditolerir lagi. "Sekali lagi, saya mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas kejadian memalukan yang menimpa lembaga kami," tandas Basri. (rn)