
NBCIndonesia.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat melansir data terbaru mengenai kondisi tenaga kerja di daerah tersebut. Hasilnya, lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah mendominasi jumlah pekerja di Provinsi Papua Barat dengan persentase mencapai 40 persen.
Sedangkan untuk tingkat pengangguran didominasi oleh lulusan SMK dan universitas.
"Untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) sekolah menengah kejuruan (SMK) berada pada posisi tertinggi mencapai 14,03 persen, lulusan universitas 10,44 persen. TPT terendah terdapat pada SD yang hanya 1,41 persen," kata Kepala BPS Provinsi Papua Barat, Simon Sapary seperti ditulis Antara, Sabtu (7/5).
Dia menyebutkan, lulusan SD ke bawah mendominasi lapangan pekerjaan karena mereka cenderung tidak pilih-pilih mencari pekerjaan. Sebaliknya terjadi pada SMK dan lulusan universitas.
Meski demikian, jumlah pengangguran pada semester pertama 2016 di Papua Barat berkurang. Pada Agustus 2015 jumlah pengangguran di Papua Barat mencapai 33.409 orang. Pada semester pertama 2016 berkurang menjadi 25.037.
Tingkat pengangguran di Papua Barat mencapai 5,73 persen dari jumlah angkatan kerja di daerah tersebut. Persentase pengangguran Papua Barat menurun sebanyak 8,08 persen dari data bulan Agustus 2015.
"Jumlah angkatan kerja kita pada semester pertama 2016 masih sebanyak 436.729 orang, 411.692 di antaranya sudah bekerja. Angkatan kerja meningkat dari data bulan agustus 2015 yang saat sebanyak 413.635 orang," kata dia.
Simon menyebutkan, jumlah angkatan kerja yang dihitung adalah warga yang sudah berusia 15 tahun ke atas. Penurunan itu dinilai cukup signifikan, karena penurunan itu mencapai 8.372 orang.
Sektor pertanian, katanya, menyerap tenaga kerja paling besar dibanding sektor lainya. Daya serap tenaga kerja pada sektor tersebut per Februari 2016 mencapai 162.606 orang. "Daya serap tenaga kerja sektor pertanian pun meningkat sebanyak 2.475 dari Agustus 2015," ujarnya menambahkan.
Posisi kedua ditempati oleh sektor Jasa Kemasyarakatan yang mencapai 88.701 orang. Posisi ketiga pada sektor perdagangan yang mencapai 75.817 orang.
"Untuk sektor Industri, konstruksi, transportasi, keuangan, dan sektor lain, jumlah masih jauh dari sektor pertanian, jasa kemasyarakatan dan perdagangan," ujarnya.
Dia menyarankan, pemerintah daerah lebih giat mengembangkan tiga sektor itu. Selain mampu menyerap tenaga kerja tiga sektor ini diharapkan mampu memacu pertumbuhan ekonomi. (mdk)