
Nusanews.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menantang pihak yang mengkritiknya pada kebijakan normalisasi kawasan Jakarta Utara untuk memberikan solusi. Mereka dituding hanya bisa bicara tanpa paham persoalan.
"Kalau air laut masuk, kita pakai apa? Doa, jampi-jampi, atau tabur bunga?" kata Ahok, di Balai Kota Jakarta, Selasa (7/06/2016).
Ahok menjelaskan karena persoalan Jakarta kerap dihantam hempasan pasang air laut juga yang membuat pemerintah ingin membangun tembok raksaksa (Giant Sea Wall). Jika tanggul semacam itu tidak dibuat, Ahok mengatakan, air sungai di Jakarta tidak bisa lagi mengalir ke laut sekitar 30 tahun mendatang.
"Makanya, cara mengatasinya gimana? Untuk sementara, pakai tanggul A. Nanti pakai tanggul B dan C. Tanggul C itu yang dinamakan giant sea wall," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu sekaligus menjelaskan tentang untungnya kontribusi pengembang dalam pembangunan tanggul itu. Ahok mengatakan, biaya pembangunan tanggul begitu besar. Biaya pembangunan tanggul bisa dipenuhi dari kontribusi pengembang.
"Nah, makanya sekarang gimana cara bangunnya? Duit dari mana bangun tanggul raksasa? Itu bisa berapa ratus triliun itu bangun tanggul semua itu? Nah, ada kontribusi dengan cara reklamasi pulau," ujar Ahok.
"Jadi, sambil dia bikin tanggul, dia bikin pulau. Nelayan ke mana? Nelayan ya dipindahin ke laut depan yang lebih bersih. Yang penting juga, punya apartemennya, buat nelayan. Ada kanal juga buat nelayan," imbuh Gubernur lagi.
Setelah penertiban Pasar Ikan, beberapa pihak memang sempat mengunjungi warga dan membela mereka. Ada aktivis Ratna Sarumpaet, anggota DPR RI Tantowi Yahya, hingga sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta. Bakal calon gubernur DKI, Yusril Ihza Mahendra, menjadi pengacara yang vokal membela warga Luar Batang.
Jumat malam pekan lalu, tanggul di Pantai Mutiara, Penjaringan, jebol. Air laut pun membanjiri rumah-rumah elite di kawasan itu. Hari Sabtu malam, hal yang sama terjadi di Muara Angke. Air pasang yang tinggi merendam empat RT di RW 11 dan sejumlah jalan utama di kompleks pelabuhan Muara Angke.
Akibat tingginya air pasang, pagar pembatas pelabuhan sepanjang 20 meter ambruk. Air setinggi 1 meter melimpas dan menggenangi permukiman padat tersebut hingga Selasa ini. (rn)