logo
×

Minggu, 19 Juni 2016

Dinas Peternakan Bali Minta Warga Tak Tergiur Harga Daging Murah

Dinas Peternakan Bali Minta Warga Tak Tergiur Harga Daging Murah

Nusanews.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mengimbau masyarakat di daerah itu untuk selektif memilih daging sapi dan tidak mudah tergiur dengan harga murah yang ditawarkan pedagang.

"Pembeli kami imbau jangan langsung tertarik dengan harga daging sapi yang murah dan jangan pula langsung percaya dengan daging impor," kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Minggu (19/06/2016).

Dalam pemantauannya selama ini, di Bali tidak pernah ditemukan daging sapi "palsu" atau daging sapi yang dicampur dengan daging lainnya seperti daging babi, karena sangat kentara perbedaannya. Daging babi warnanya lebih pucat atau keputihan dibandingkan daging sapi, demikian juga teksturnya lebih lembut.

"Di Bali, sulit kalau ada pedagang yang mau nakal dengan mencampur daging babi karena perbedaannya terlihat jelas, kecuali jika dicampur dengan daging babi hutan yang warna dagingnya lebih kemerahan. Namun, di Bali kan tidak ada babi hutan," ucap Sumantra.

Di sisi lain, terkait upaya untuk menekan harga daging sapi supaya murah per kilogram hingga Rp80 ribu seperti permintaan pemerintah pusat, menurut Sumantra, hal itu sulit diwujudkan karena akan membuat peternak justru merugi.

Dia mengemukakan harga sapi di tingkat peternak untuk 1 kg hidup saja Rp41-43 ribu, dan di rumah potong hewan untuk harga daging sapi 1 kg-nya sekitar Rp90 ribu untuk bagian kaki depan, paha belakang Rp97 ribu dan daging bagian tubuh berkisar Rp105-125 ribu. Harga tersebut belum untuk daging sapi yang dijual di pasaran.

"Kalau dijual di bawah Rp90 ribu, tentu tidak mendapatkan apa-apa karena break event pointnya (BEP) di kisaran Rp88-89 ribu," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Sumantra, jika memaksakan peternak untuk menjual dengan harga murah, berarti memaksakan kerugian, kecuali ada subsidi di tempat pemotongan.

Saat ini, ketersediaan sapi di Bali dijamin cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran. Berdasarkan hasil pemantauannya ke kabupaten/kota di Bali, jumlah sapi jantan yang siap dipotong sejumlah 76.700 ekor.

Dari jumlah tersebut, kuota sapi untuk yang dikeluarkan atau diantarpulaukan 45 ribu, dan sisanya 31.700 ekor untuk pemotongan lokal. Selain itu, masih ada sapi betina yang tidak produktif sekitar 20 ribu ekor.

“Hingga April, sapi yang dikeluarkan dari Bali sekitar 12 ribu ekor dan rata-rata pemotongan lokal per bulan berkisar 2.500-3.000 ekor. Jadi, ketersediaan sapi di Bali sesungguhnya masih banyak," jelas Sumantra. (rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: