
Nusanews.com - Kompolnas mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhati-hati jangan salah dalam memilih calon Kapolri pengganti Jenderal Badrodin Haiti. Ratusan ribu anggota polisi seluruh Indonesia akan berdampak jika sampai Presiden salah langkah dalam memilih calon Kapolri.
"Kalau komandannya enggak baik. Nanti anggotanya juga tak baik. Makanya Presiden harus hati-hati (memilih calon Kapolri)," kata Komisioner Kompolnas Irjen (Purn) Bekto Suprapto, dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/6/2016).
Menurut Bekto, Kapolri baru haruslah bekerja sesuai dengan tujuan Polri sejak didirikan, yaitu menjaga keamanan dalam negeri dengan cara menyelenggarakan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan hukum, dan memberikan pengayoman kepada masyarakat dengan tetap menghormati norma-norma Hak Asasi Manusia.
Calon kapolri nantinya juga diharapakan tak berjarak pada masyarakat. Pasalnya, dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, masyarakat selalu bersentuhan dengan Kapolri.
"Kalau kita bawa motor lalu lawan arus, polisi nunjuk tangannya aja kita langsung balik arah. Artinya kalau nanti polisi udah enggak benar, nanti masyarakat juga yang akan merasakan dampaknya," tutur Bekto.
Kapolri kedepan juga harus senang bekerja, memiliki tanggung jawab, tepat waktu, etika yang bagus dan mampu menjadi pemimpin teladan bagi bawahannya. "Yang penting sekarang bukan siapa, tapi apa selanjutnya kapolri yang dapat mengikuti jawaban dari harapan masyarakat," tandas bekas Kadensus 88 Antiteror Polri itu. (rn)