logo
×

Minggu, 05 Juni 2016

Misteri Kematian Prajurit TNI AU, Alami Gagal Fungsi Otak

Misteri Kematian Prajurit TNI AU, Alami Gagal Fungsi Otak

Nusanews.com - Serda Septian Wahyu Sarjono, prajurit TNI AU yang tengah mengikuti pendidikan di Sekolah Kejuruan Dasar Listrik dan Elektronika Skadron Pendidikan 203 Lanud Sulaiman meninggal dunia. Septian mengembuskan napas terakhir setelah sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Salamun Bandung.

Kabar beredar, Septian masuk rumah sakit karena dianiaya seniornya. Peristiwa itu terjadi Rabu (1/6) lalu sekitar pukul 23.30 WIB di lorong barak Lanud Sulaiman.Senior yang melakukan penganiayaan berpangkat Mayor dengan inisial TBP.

Kematian Septian dibenarkan Danlanud TNI AU Sulaiman, Kolonel Pnb Mohammad Syafii. Dari hasil visum, Septian mengalami beberapa luka.

"Jadi kalau saya sampaikan, hasil dari rumah sakit. Penyebab (meninggalnya Septian) disebabkan gagalnya fungsi otak, jantung, ginjal dan paru. Semua kegagalan ini disebabkan menurunnya kondisi. Akhirnya beliau meninggalkan kita semua," ungkap Syafii.

Sebab penurunan kondisi itu, kata dia, belum bisa disampaikan apakah karena menjadi korban kekerasan atau hal lain.

"Ini masih harus dicari tahu (penyebab meninggalnya). Siswa saya ini direkrut dengan biaya yang mahal oleh TNI AU. Dokter hanya bisa memberikan keterangan bahwa kondisi drop, drop, dan drop," ujarnya.

"Kalau saya lihat sendiri pasti saya akan katakan iya. Kalau apa yang teman (informasi) dapat. Dan itu sedang dikembangkan," ungkapnya menambahkan.

Untuk mencari tahu sebab kematian Septian, Syafii memastikan akan dibentuk tim.

"Saya ini antara sedih atau benar. Makanya staf saya dikerahkan dan akan bekerja ekstra. Pada saat kejadian seperti ini, ini langsung mendapat perhatian khusus. Kalau ada kesalahan prosedur dan tindak pidana secara pribadi akan berupaya agar keadilan ditegakkan. Pengasuh yang bersangkutan di bawah Lanud Adi Sucipto. Kalau sampai ada kesalahan prosedur yaitu komandan Lanud Adi Sucipto," terangnya.

Semasa hidupnya, pria lulusan SMA Negeri 4 Solo itu dikenal siswa yang sopan dan taat kepada guru.

 "Dia itu siswa yang sopan dan taat kepada guru. Kami merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Wahyu," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 4 Solo, Nanang Inwanto kepada wartawan, Sabtu (4/6) sore.

Nanang menambahkan, Septian tidak pernah memiliki masalah dengan perilaku, akademik, maupun sikap, selama bersekolah di sana. Dia juga memiliki prestasi akademik yang cukup baik.

"Dia itu anaknya sopan, hubungan dengan teman-temannya juga baik," jelasnya. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: