
Nusanews.com - Pemerintah merilis sembilan paket ekonomi yang bertujuan meningkatkan kinerja investasi. Karena kinerja investasi merupakan target jangka menengah yang akhirnya adalah terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan terjadi peningkatan kesempatan kerja.
Namun, menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Salamudin Daeng, paket-paket ekonomi yang dikeluarkan Menko Perekonomian Darmin Nasution adalah paket-paket yang tidak masuk akal.
Ia merujuk pada salah satu poin paket ekonomi mengenai impor daging. Sebelumnya Mahkamah Konstitusi menyatakan melarang impor zona daging sapi, tapi impor harus dilakukan by country. Namun isi paket ekonomi pemerintah bertentangan dengan keputusan MK tersebut sehingga implementasinya mandeg.
"Paket 1-9 pelanggarannya (regulasi) terlalu ramai, sehingga implikasi paketnya gak bisa jalan karena dikunci peraturan yang ditabrak," ujar Daeng dalam diskusi "Setelah Paket Ekonomi Gagal Total, Menko Perekonomian Layak Mundur," di Tebet, Jakarta, (28/6).
Lebih jauh Daeng menjelaskan, Indonesia tengah mengalami defisit perdagangan yang disebabkan impor lebih banyak daripada ekspor. Selanjutnya juga defisit anggaran yang disebabkan pemerintah yang menggelembungkan anggaran.
"Anggaran defisit kita besar, penerimaan kecil, kok malah pengeluaran kita ditambah. Orang yang merencanakan anggaran ini sengaja membuat pemerintah ini tidak bisa kerja," beber Daeng.
Menurutnya, para menteri bidang ekonomi Presiden Jokowi telah membuat blunder ekonomi di tengah kemerosotan ekonomi dunia dan domestik. Menko Perekonomian menurutnya paling bertanggung jawab dalam persoalan krisis ekonomi Indonesia saat ini.
"Menko perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, adalah orang-orang yang bertanggung jawab mengapa perencanaan dan target tidak ketemu. Semua kelembagaan keuangan dunia melihat target kita sangat ambisius, padahal sedang defisit," demikian Daeng. (rmol)