
Nusanews.com - Ahok dinilai bakal beralih ke parpol. Ini berkaca dari pengalaman sebelumnya, Ahok sudah sering loncat parpol untuk kepentingan pribadinya.
Buat Ahok, meninggalkan Teman Ahok bukan perkara yang susah. Demikian peneliti Senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo kemarin, Senin (27/6).
“Apa yang terjadi ke depan bisa kita lihat dari rekam jejaknya. Dulu, Ahok meninggalkan Belitung Timur demi maju di pilgub. Kemudian, jadi anggota DPR lewat Golkar. Tahun 2012 melompat ke Gerindra demi Pilgub DKI,” kata Karyono.
Kemudian, tahun 2014, Ahok keluar dari Gerindra dan dilantik jadi Gubernur lewat dukungan PDIPerjuangan. Di Pilgub DKI kali ini, Ahok meninggalkan PDI Perjuangan dan bersiap maju lewat jalur independen lewat KTP yang dikumpulkan komunitas TemanAhok.
“Jadi parpol atau relawan itu cuma alat saja, kalau tidak berguna ditinggalkan,” jelasnya.
Apalagi, sambung Karyono, saat ini Ahok sudah memiliki kendaraan politik yakni dukungan dari Partai Golkar, Nasdem dan Hanura. Jika diakumulasi, jumlah kursi di DPRD ketiga partai itu adalah 24 kursi. Hal itu cukup untuk mendaftarkan calon Gubernur-Wakil Gubernur yang syaratnya hanya 22 kursi di DPRD. (ps)