
Nusanews.com - Ketika koalisi kekeluargaan yang dibentuk oleh 7 partai dari level Provinsi DKI Jakarta yang diketuai oleh Eko Patrio, Ketua DPW PAN DKI Jakarta, sepakat untuk mengusung pasangan Cagub Risma-Uno, banyak yang kebakaran jenggot.
Bahkan Ahok yang berencana ikut “bertanding” dalam ajang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, langsung saja menyerang Risma dengan mengatakan jika Risma hanyalah sekelas Walikota, yang warganya tidak lebih dari satu wilayah kotamadya di Jakarta, dan belum pantas untuk mengurus Kota sekelas Jakarta.
Rupanya kesombongan Ahok ini, menjadi cibiran para netizen, dikarenakan, Ahok mantan Bupati Belitung Timur, yang warganya bisa saja tidak lebih dari satu Kecamatan di Kota Surabaya, dan ketika menjadi Gubernur, malah memperparah persoalan sosial masyarakat kecil di Jakarta, karena Ahok lebih suka memanjakan para pengusaha, agar para cukongnya mau mendukung Ahok dari segi finansial untuk maju sebagai Cagub DKI Jakarta.
Namun perbedaan itu bukan menjadi sorotan utama bagi netizen, dikarenakan saat ini baik sosok Risma maupun Ahok di mata para anak-anak sungguh berbeda pandangan, bahkan bagaikan langit dan bumi.
Simak saja ketika Risma yang mengunjungi sebuah Sekolah Dasar Negeri Sumberejo II, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, seorang siswi bernama Imel langsung menangis memeluk Risma, ketika akan pamit meninggalkan sekolahnya, sambil memaksa Risma agar tidak meninggalkan Surabaya menuju Jakarta.
Bahkan tangisan Imel harus membuat Risma ikut memeluk dan menenangkan Imel jika dirinya tidak pergi ke Jakarta, “Ibu janji ya tidak ke Jakarta, disini ae,” ujar Imel setelah tenang.
Namun berbeda bahkan berbanding terbalik yang didapatkan oleh Ahok, dari seorang anak kecil. Salah satu pemerhati sosial politik, khususnya di sosial media, Zeng Wei Jian, yang banyak menulis di akun facebooknya, menceritakan bagaimana pengaruh Ahok yang terjadi selama ini kepada anak-anak.
Menurut Zeng Wei Jian, alias Ken ken, salah satu keponakannya, anak dari saudaranya Daniel Johan yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, langsung lari terbirit-birit ketakutan bersembunyi begitu melihat Ahok muncul di televisi.
Menurut Ken perilaku Dhika sang keponakan, jika melihat siaran yang memunculkan gambar Ahok, Dhika seakan melihat seseorang yang sangat jahat, dan Dhika sangat terlihat ketakutan, seperti alasan yang disampaikan Dhika ketika ditanyakan perihalnya.
Bahkan Ken menganjurkan kepada Johan agar meminta kepada KPI agar menegur pihak Televisi untuk lebih ketat mensensor tayangan yang tidak pantas, apalagi perilaku yang tidak pantas dilakukan seorang pemimpin, baik perkataan maupun perbuatan, untuk dilihat seorang anak kecil yang jiwanya masih labil dan mudah terpengaruh. (pb)