logo
×

Rabu, 24 Agustus 2016

Jadi Nomor Dua di PDIP, Ahok Bilang 'Gue Akting Jadi Gubernur Kok'

Jadi Nomor Dua di PDIP, Ahok Bilang 'Gue Akting Jadi Gubernur Kok'

Nusanews.com -  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih belum menemukan sosok ideal untuk diusung sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta. Sejauh ini, partai besutan Megawati Soekarnoputri masih mencarinya dari kader internal.

PDIP terus melakukan simulasi untuk menemukan calon yang pantas untuk maju, termasuk Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon petahana. Namun, mantan Bupati Belitung Timur itu hanya ditempatkan sebagai nomor dua, alias Calon Wakil Gubernur.

Mengetahui namanya hanya menjadi nomor dua dalam simulasi di PDIP, Ahok mengaku tidak terkejut. Bahkan, dia tetap menganggap dirinya masih nomor dua di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Memang (saya Wagub DKI), gue ini emang cocoknya jadi cawagub kok. Gubernur aslikan masih Jokowi, gue masih wagub," katanya di Kantor Pusat PD Pasar Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (24/8).

Namun, posisinya berubah ketika Jokowi diminta partai dan rakyat untuk maju sebagai Calon Presiden. Alhasil, Ahok harus menggantikan posisi yang ditinggalkan Jokowi.

"Cuma Jokowi dipinjemin (jadi) Presiden, jadi gue kayak akting Gubernur. Gitu," tutup Ahok.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira mengatakan pertimbangan menaruh Ahok sebagai cawagub karena partainya memiliki suara terbanyak di Jakarta dengan 28 kursi. Jika dihitung, Ahok bersama 3 partai pendukung, hanya bisa mengumpulkan 24 kursi.

"Dari dulu kan pak Ahok nomor 2. Yang dibawa kursinya kan 22 atau 23 kursi kan, PDI Perjuangan 28 kursi. Jadi lebih banyak dong, kalau dari logika kalkulator lebih banyak," kata Andreas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8).

Menurutnya, simulasi untuk mencari pasangan calon ideal versi tiap parpol pun wajar dilakukan. Hasil simulasi itu, lanjut Andreas, bisa menjadi pertimbangan Mega untuk mengambil keputusan.

"Saya kira bisa menjadi salah satu opsi, kita lihatlah nanti perkembangannya. Di dalam konstelasi ini kan bisa Pak Djarot nomor 1, siapa nomor dua. Simulasi itu biasa," tutup dia.

Hal yang sama juga diungkapkan politikus PDIP Masinton Pasaribu mengatakan, ada 3 simulasi yang sedang dilakukan. Simulasi pasangan calon tersebut, katanya, dilakukan dengan mengumpamakan petahana Basuki T Purnama (Ahok) sebagai cawagub dari PDIP. Sedangkan calon DKI 1 berasal dari kader PDIP.

"PDIP jumlahnya 28 dan tiga partai mendukung Pak Ahok kursi 24. Kita simulasi cagub dari PDIP pasangannya jika Pak Ahok cawagub, ada Djarot-Ahok, Risma-Ahok, FX Rudi-Ahok," kata Masinton di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8).

Masinton mengatakan, jika ingin didukung PDIP, Ahok harus bersedia diplot menjadi cawagub dari kader PDIP. Rencana ini pun, lanjut dia, akan segera dikomunikasikan ke 3 parpol pendukung Ahok, yakni NasDem, Hanura, dan Golkar.

"Masing-masing punya prestasi, yang sudah teruji memimpin di daerahnya. Kita mensimulasi internal yang paling mungkin, bila Ahok mau didukung PDIP harus realistis jadi cawagub. Nanti dijajakin komunikasi," tegasnya.

"Ahok harus realistis, jika enggak mau jadi cawagub jangan memaksakan diri melalui PDIP. Nanti dikomunikasikan ke tiga partai pengusung," sambung Anggota DPR Komisi III ini. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: