![]() |
Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) membersihkan patung pahlawan Slamet Riyadi di Bundaran Gladag, Surakarta, Jawa Tengah, 14 Agustus 2015. Mengenang jasa kepemimpinan Slamet Riyadi, pemerintah membuat monumen patung Slamet Riyadi yang diresmikan pada 12 November 2007 oleh Kasad Jenderal TNI Joko Santoso. Bram Selo Agung/Tempo |
Menurut Anis, polisi membutuhkan jasa sukarelawan karena jumlah polisi lalu lintas di Bangkalan minim. Terutama di daerah-daerah yang rawan kemacetan lalu lintas seperti pasar tradisional. "Mereka (supeltas) adalah juru parkir liar di pasar, direkrut oleh Dinas Pasar dan kami latih."
Di Bangkalan ada tiga pasar tradisional yang sering menjadi biang kemacetan parah pada jalur antar kabupaten di Pulau Madura. Yaitu Pasar Tanah Merah, Pasar Blega dan Pasar Klampis, nama pasar merujuk pada nama kecamatan di tempat pasar berada.
Anis mencontohkan pada hari pasaran yaitu hari Ahad, di tiga pasar itu kerap macet parah hingga kendaraan tidak bergerak. Penyebabnya karena kendaraan pengangkut ternak kambing atau sapi banyak parkir di bahu jalan, kondisi itu diperparah dengan banyaknya pedagang dadakan yang juga berjualan di bahu jalan. "Polantas kami minim, tidak mampu mengatasi kemacetan," kata dia.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bangkalan, Ajun Komisaris Ady Nugroho berharap keberadaan sukarelawan bisa membantu polisi mencegah kamacetan di pasar tradisional. Selain dilatih, mereka juga akan diberi seragam dan peralatan pendukung pengatur lalu lintas. "Kami juga siapkan drum modifikasi untuk mereka, agar terlihat saat mengatur lalu lintas."
Ady mengatakan Supeltas adalah sipil pengatur lalu lintas resmi. Mereka diangkat melalui surat pengangkatan resmi oleh pemerintah daerah namun tidak mendapat gaji. "Pendapatan mereka tetap dari jasa parkir, hanya kami latih bagaimana memarkir yang benar."
Hasan, seorang Supeltas, mengaku senang diangkat jadi juru parkir resmi. Tidak masalah baginya walau tidak ada gaji. "Yang penting kami diakui, sehingga kami jadi tidak khawatir lokasi parkir kami diambil orang lain." (tp)