Nusanews.com - Lokasi bekas penggusuran di Rawajati pagi ini tampak ramai dengan petugas kebersihan. Mereka tengah membersihkan puing-puing rumah warga yang menjadi korban penggusuran.
Para warga korban penggusuran yang masih bertahan di sekitar lokasi hanya bisa menatap sedih. Salah satunya Ilyas Karim, penduduk asli Rawajati yang juga mantan pejuang angkatan '45 era Presiden Soekarno.
Ilyas mengaku sudah 35 tahun tinggal di Rawajati. Dia kecewa dengan aturan semena-mena pemerintah yang hanya bisa menggusur lahan milik mereka.
Menurutnya, pejabat pemerintahan saat ini sangat tidak mempedulikan suara rakyat. Berbeda dengan Presiden Soekarno.
"Sekarang (pejabat) pemerintah mencari bagusnya saja, hanya pintar bicara, rakyat melarat dan kelaparan namun seperti tak peduli. Jangankan bantuan, menengok ke lokasi sini pun tidak pernah. Pemerintah sekarang tidak seperti sosok Bung Karno yang memang sangat peduli terhadap nasib rakyatnya," ujar Ilyas saat ditemui di lokasi penggusuran, Jakarta, Sabtu (3/9).
"Kami bayar PBB, tahu-tahunya rumah kami kena gusur. Dikira ini rumah liar. Padahal KK di sini, PBB di sini. (Pejabat) Nuraninya cari duit yah, kita (rakyat) diusir," tambahnya sambil menunjukkan berkas-berkas PBB.
Warga lainnya bernama Mulak mengaku, dirinya telah pindah ke Rumah Susun (rusun) di Marunda. Namun, menurutnya, fasilitas di rusun tersebut jauh dari harapannya.
"Saya sudah pindah ke rusun Marunda sejak kemarin. Dan di sana tidak ada air. Kami semua kecewa. Walaupun kita baru ada 5 orang yang pindah kesitu," ucap Mulak. (mdk)
