
NUSANEWS - Resistensi terhadap pasangan Cagub-Cawagub DKI Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat (Djarot) saat kampanye cukup tinggi. Untuk mengantisipasi adanya penolakan dan penghadangan, Polda Metro Jaya mempertebal pengamanan paslon tersebut saat melakukan kampanye.
"Kalau (untuk) kampanye di kecamatan kita tambahkan 1 SSK sekitar 90 orang. Kalau memang kurang kita tambah, kalau cukup kita bisa kurangi," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Iriawan mengatakan, kekuatan personel pengamanan saat kampanye sangat bergantung pada situasi dan tingkat ancamannya.
"Kemarin 1 SSK karena kita lihat massa yang menghadang juga tidak terlalu banyak hanya puluhan orang saja, tapi tergantung situasi yang mengganggu jalannya kampanye," sambung Iriawan.
Saat ini, polisi memang memprioritaskan pengetatan pengamanan untuk pasangan nomor urut 2 karena resistensinya cukup tinggi. Tetapi, hal ini juga berlaku terhadap pasangan nomor urut 1 dan 3 apabila mendapat gangguan serupa.
"Sekarang kan ancaman kepada nomor urut 2, ya kita lakukan itu. Dari mana pun pasangannya, kita perlakukan sama kalau ada itu (penghadangan), harus jalan, enggak boleh dihadang dan enggak bagus juga," tuturnya.
Sementara untuk pengawalan yang melekat ke paslon, masing-masing tetap mendapatkan pengawalan 13 personel polisi.
"Personel melekat tetap, kalau kebutuhan untuk kampanye (Ahok) kita tambah, karena kan harus aman," lanjutnya.
"Semua paslon kampanyenya tidak boleh ada yang mengganggu, mau paslon 1,2 atau 3 harus berjalan sesuai aturan yang ada," pungkasnya. (dtk)