logo
×

Senin, 28 November 2016

SBY Komentari Isu Makar, “Fitnah, Intrik, Adu Domba Luar Biasa Gencar”

SBY Komentari Isu Makar, “Fitnah, Intrik, Adu Domba Luar Biasa Gencar”

NUSANEWS - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara terkait isu makar yang pernah disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Menurut SBY, dampak kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kini mengarah ke Presiden Jokowi.

SBY mengaku mengikuti berbagai spekulasi yang menurutnya menyeramkan, yakni munculnya sejumlah skenario tentang penjatuhan Presiden Jokowi.

“Tak pelak pernyataan Kapolri tentang rencana makar menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Di samping ada pihak di luar kekuasaan yang berniat lakukan makar, menurut rumor yang beredar, katanya juga ada agenda lain dari kalangan kekuasaan sendiri,” ujar SBY dalam artikelnya yang dimuat Harian Rakyat Merdeka (grup pojoksatu), Senin (28/11/2016).

Dikatakan SBY, skenario yang kedua ini konon digambarkan sebagai akibat dari adanya power struggle di antara mereka. Terus terang saya kurang percaya.

Namun, bagi SBY, saat ini tak ada alasan yang kuat untuk menjatuhkan Presiden Jokowi. SBY juga tidak yakin ada gerakan yang ingin menjatuhkan Presiden Jokowi dengan cara makar.

SBY juga mempertanyakan pihak di lingkar kekuasaan yang sangat berambisi dan tidak sabar lagi untuk mendapatkan kekuasaan.

“Memang sekarang ini namanya fitnah, intrik, adu domba dan pembunuhan karakter luar biasa gencarnya. Termasuk ganasnya kekuatan media sosial yang bekerja bak mesin penghancur. Banyak orang menjadi korban, termasuk saya,” imbuh SBY.

Menurut SBY, banyak bisikan maut, bahkan termasuk spanduk, yang mengadu saya dirinya dengan Jokowi.

“Sebagai veteran pejuang politik saya punya intuisi, pengalaman, pengetahuan dan logika bahwa banyak fitnah yang memanas-manasi Presiden agar percaya bahwa SBY hendak menjatuhkan Presiden, tidak selalu berasal dari pihak Pak Jokowi. Luar biasa bukan?,” tegas SBY.

SBY meningatkan agar semua pihak harus waspada. Jangan sampai kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak. Jangan sampai ada maling teriak maling. Jangan sampai ada yang mancing di air keruh.

“Mari berwaspada, jangan sampai kita mau diadu-domba. Jangan kita berikan ruang media sosial yang sudah tidak civilized (tidak berkeadaban) hanya untuk menghancurkan peradaban di negeri ini,” imbuh SBY.

Dikatakan SBY, banyak yang berpendapat bahwa mesin penghancur” itu tidak selalu bermotifkan ideologi, tapi uang (money power).

“Saya amat sedih jika menyimak penggunaan bahasa yang amat kasar dan tak sedikitpun menyisakan tata krama dari kelompok Sosmed tertentu,” tambah SBY.

SBY juga mengingatkan agar rakyat Indonesia tidak menjadi korban dari permainan intelijen bohong dan buatan (false intelligence).

“Saya jadi ingat dulu sebelum terjadinya kudeta atau makar terhadap Presiden Soekarno di bulan September tahun 1965, juga diisukan ada Dewan Jenderal yang mau makar. Kemudian, yang menamakan dirinya Dewan Revolusi justru yang melakukan makar, dengan dalih daripada didahului oleh Dewan Jenderal,” tandas SBY.

Soal makar, SBY mengaku tetap konsisten bahwa dia tidak akan pernah setuju dengan upaya menurunkan Presiden di tengah jalan. Akan menjadi preseden yang buruk jika seorang Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat kemudian dengan mudahnya dijatuhkan oleh sekelompok orang yang amat berambisi dan haus kekuasaan melalui konspirasi politik.

“Kalau kita paham konstitusi, seorang Presiden hanya bisa diberhentikan jika melanggar pasal pemakzulan (impeachment article). Memang ada pula pengalaman di banyak negara seorang penguasa jatuh oleh sebuah revolusi sosial atau people’s power,” pungkas SBY. (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: