
NUSANEWS - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto ikut menerima perwakilan massa Front Pembela Islam (FPI) saat berunjuk rasa di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Pertemuan itu membahas beberapa poin yang disampaikan pengunjuk rasa.
Selain dari FPI, massa yang berdemo tadi juga ada dari Forum Umat Islam (FUI). Mereka bukan saja berorasi di luar gedung, 17 perwakilan massa diizinkan masuk untuk beraudiensi dengan Polri.
"Mereka ada yang dari Jakarta ada yang dari Jabar. Mereka kurang lebih 1.500 orang. Ada 17 yang mewakili menyampaikan aspirasi kepada kepolisian," kata Rikwanto dalam jumpa pers di Mabes Polri, Senin (16/1/2017).
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu menjelaskan, semua aspirasi yang disampaikan perwakilan massa FPI diterima oleh Mabes Polri. Secara garis besar, terang Rikwanto, ada delapan orang yang menyampaikan aspirasi secara bergantian.
Aspirasi yang pertama, jelas Rikwanto agar kepolisian khususnya Jawa Barat jangan lagi ada pembiaran terhadap indikasi ormas yang melakukan tindakan anarkis. "Dari aspirasi mereka, diduga ormasnya GMBI yang melakukan pelanggaran hukum dan dibiarkan oleh petugas," kata Rikwanto.
Kedua, kata Rikwato, ada kasus dan ini juga indikasi, menurut mereka jika FPI yang cepat diproses aparat sementara yang lainnya tidak. Ketiga, FPI dan FUI sayang dan mencintai kepolisian. Sehingga mereka mengharapkan agar Polri bekerja profesional.
Aspirasi keempat, massa meminta agar kepolisian tidak berpolitik. "Jadi mereka menduga akhir-akhir ini kepolisian berpolitik," katanya.
Kelima, kepolisian diharapkan paham dengan isu kehadiran PKI belakangan ini. Sehingga harus mampu memilah-milah kejadian yang terjadi di lapangan.
Keenam, FPI dan FUI menyayangkan apa yang terjadi di Jawa Barat pasca-pemeriksaan Imam Besar FPI Habib Rizieq sebagai saksi dalam kasus dugaan penodaan Pancasila. "Jadi saat itu mereka menduga ada pembiaran tehadap ormas GMBI dan perlakuan keras ke FPI," katanya.
Selanjutnya dengan adanya kejadian di Polda Jawa Barat, pasca-pemeriksaan Habib Rizieq, FPI meminta agar Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan dicopot dari jabatannya.
"Semua aspirasi disampaikan tertulis dan mereka memberikan rekaman untuk bahan penyelidikan. Kita menyambut positif apa yang disampaikan mereka. Kita akan lakukan pendalaman. Ini butuh waktu dan mekanisme tersendiri," katanya.
Pengujuk rasa menurut Rikwanto meminta hasil pendalaman dan investigasi disampaikan untuk waktu yang tidak terlalu lama. (ok)