IDNUSA - Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik yang ditemukan di Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu, ditengarai bekas alias sudah tidak lagi terpakai.
Hal itu dijelaskan oleh Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah, yang mengatakan bahwa KTP elektronik itu telah dipalsukan dengan menempelkan data orang lain.
Hal itu terbukti dari 36 KTP elektronik yang dipalsukan, 20 di antaranya masih dapat terbaca siapa pemilik KTP asli tersebut, melalui alat yang digunakan Disdukcapil.
Hanya, kata Zudan, pemilik KTP yang asli sudah menggunakan KTP baru, karena KTP sebelumnya rusak atau bengkok, dan chip di bagian belakang tak dapat terbaca lagi.
"Kalau dipindai lewat card reader yang kami punya, langsung kelihatan pemilik aslinya. Sedangkan yang terlihat kasat mata itu, palsu dan tidak ada di database kami," jelasnya.
Zudan menduga, pengirim 36 KTP elektronik palsu dari Kamboja hanya ingin membuat heboh Pilkada DKI Jakarta.
Sebab, Zudan menegaskan, pembuatan KTP elektronik hanya bisa dilakukan di Indonesia, tidak bisa dibuat di tempat lain.
Sedangkan pelaku mengirimkan KTP palsu tersebut dari Indonesia menuju Kamboja, dan kembali lagi ke Indonesia melalui jasa pengiriman.
"Analisis sementara kami, ini hanya akan membuat heboh Pilkada DKI Jakarta saja. Bisa jadi juga, besok akan ada pengiriman dari Cina, agar semakin heboh," ulasnya.
Zudan juga menjelaskan kemungkinan lainnya untuk melakukan penipuan dengan membuka rekening menggunakan KTP palsu, di bank-bank yang belum bekerja sama dengan Kemendagri.
Namun, kemungkinan itu kecil, karena pelaku harus mengirimkan KTP-KTP itu ke Kamboja terlebih dahulu, sebelum dikirim kembali ke Indonesia.
"Kemungkinannya ada, tetapi dugaan kami memang hanya membuat heboh saja," ucap Zudan. (tn)