
IDNUSA - Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah, menyakini pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bakal terealisasi dalam kurun waktu kurang dari 2x24 jam.
"Pertemuan dua tokoh nasional tersebut diharapkan dalam mendinginkan suhu politik yang makin memanas, khususnya yang terkait dengan Pilgub DKI," kata Amir di Jakarta, Selasa (7/3/2017).
Amir menilai, panasnya atmosfer politik yang menyelimuti Pilgub DKI saat ini secara tak langsung memunculkan benih-benih perpecahan yang dapat berujung perang saudara.
"Perang saudara bisa terjadi, salah satu faktornya apabila pasangan petahana ngotot mempertahankan kekuasaannya dengan cara kotor untuk memenangkan pencoblosan putaran kedua," ujar Amir.
Padahal, lanjut dia, berdasarkan hasil pemungutan suara pada 15 Februari lalu, boleh dibilang sekitar 57 persen warga Ibukota menginginkan gubernur DKI baru.
"Tentu kita tidak mau mengalami perang saudara, seperti di Malaysia atau Hongkong, dimana penolakan terhadap etnis tertentu begitu massif," terang Amir.
Karena itu, sambung Amir, pertemuan SBY dengan Prabowo berikut empat parpol eks pengusung Agus-Sylvi diharapkan dapat mencegah perang saudara.
Penolakan
Disisi lain menurutnya, penolakan warga terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga jangan dianggap remeh. Seperti yang berlangsung Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Asrama Mahasiswa Aceh Foba, Jakarta Selatan, Minggu (5/3/2017).
Diketahui, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut langsung bubar ketika Gubernur Ahok tiba di arena perayaan maulid.
Kegiatan maulid diselenggarakan oleh mahasiswa penghuni asrama Foba, dirangkaian dengan pelantikan pengurus baru Foba periode 2017-2018.
Penceramah maulid, Tgk HM Rusli Hasbi, MA, langsung menutup ceramahnya, padahal belum lima menit berada di mimbar. Tgk Rusli menutup ceramahnya dengan menyatakan, "umat Islam harus bersatu, dan jangan mau dipecah-pecah," kata Tgk Rusli. (ht)