
NUSANEWS, SURABAYA- Suhu politik jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur mulai memanas. Para kiai NU telah membuat surat pernyataan untuk mendukung calon gubernur berlatar belakang NU. Surat kiai NU tersebut pun bocor ke publik.
Surat kiai NU itu ditandatangani 21 kiai sepuh di Jatim. Surat tersebut ditujukan kepada Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Jatim Abdul Halim Iskandar.
Surat kiyai NU itu berisi lima poin. Surat tersebut merupakan hasil musyawarah yang disampaikan dalam draf surat itu.
Pada poin pertama, 21 kiai menyatakan sepakat menjaga kekompakan dan menyatukan suara pada pilgub Jatim mendatang.
Para kiiai sepuh dalam surat tersebut juga menggarisbawahi peran kiai dan pengasuh pondok pesantren (ponpes) dalam kancah perpolitikan Jatim. Kiai dan pengasuh ponpes harus menjadi rujukan untuk mengambil keputusan secara politik.
Dengan kata lain, mereka sepakat bahwa NU harus mendukung penuh satu calon dari lingkungan NU. Belajar dari pengalaman pilkada yang lalu, para kiai menyatakan tidak ingin terjadi lagi perpecahan dalam NU akibat adanya calon ganda.
Pemimpin Ponpes Miftachussunah Surabaya KH Miftahul Akhyar membenarkan adanya surat tersebut. Namun, dia mengaku tidak terlalu mengikuti perkembangan penyusunan surat itu.
Dalam musyawarah terakhir yang menghasilkan lima poin kesepakatan tersebut, KH Miftahul mengaku tidak hadir.
”Saya sedang di Makassar waktu itu,” ujarnya ketika dihubungi Jawa Pos kemarin.
Miftahul sendiri baru mendapatkan surat lengkap tersebut kemarin. Dia menyatakan, isi surat itu sudah cukup sesuai dengan hasil musyawarah.
”Esensinya sudah benar. Tidak ada yang perlu disanggah,” katanya.
Selain itu, surat dalam bentuk fisik sudah ada dan siap diserahkan kepada yang tertuju, yakni DPW PKB Jatim.
Hanya, dia mengaku tidak tahu mekanisme pemberian surat. ”Yang pasti surat fisik sudah ada dan akan diberikan segera,” ucapnya.
Meski tidak mengikuti perumusan surat sejak awal, kiai yang kini menjadi bagian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) tersebut menyatakan mendukung penuh keputusan para kiai.
”Ya, pasti saya tanda tangan, apa pun yang diputuskan, karena kami sudah sepakat satu suara,” ujarnya.
Komitmen untuk satu suara itu akan terus mereka gaungkan hingga pilgub mendatang. Miftahul juga menyebutkan, terbitnya surat itu merupakan upaya untuk membangun kembali hubungan antara ulama dan partai politik maupun pemerintahan.
Lebih jauh Miftahul mengungkapkan, dalam waktu dekat ada musyawarah untuk menindaklanjuti surat tersebut bersama DPW PKB Jatim.
”Karena suratnya sudah bocor, mau tidak mau harus ada tindak lanjut segera,” tuturnya. Dia memperkirakan ada pertemuan setidaknya dalam 2–3 hari ke depan, terhitung mulai kemarin.
Di sisi lain, Abdul Halim Iskandar yang menjadi tertuju menyatakan belum menerima surat secara resmi. Surat yang beredar di grup WhatsApp pun baru dia terima sore hari.
”Wah, nggak berani komentar saya. Karena yang tanda tangan kiai-kiai yang sangat saya hormati,” katanya ketika dihubungi Jawa Pos. (ps)