logo
×

Senin, 10 Juli 2017

8 Persamaan Kasus Novel Baswedan dan Hermansyah

8 Persamaan Kasus Novel Baswedan dan Hermansyah


NUSANEWS, JAKARTA - Polri mendapat PR cukup besar untuk diungkap di Hari Bhayangkara 2017 ini, yakni kasus Novel Baswedan dan Hermansyah.

Anggota Komisi I DPR RI Hidayat Nur Wahid secara khusus meminta agar Polri bisa memberikan kado istimewa di Hari Bhayangkara 2017 ini.

Kado istimewa dimaksud adalah dengan mengungkap dan menangkap pelaku teror terhadap penyidik KPK Novel Baswedan dan pakar IT ITB Hermansyah.

Terlebih, Hidayat menilai kedua kasus tersebut sama-sama merupakan kejahatan teror keji.

“Itu teror yang sangat biadab, sangat keji dan terjadi lagi di Jakarta,” ujarnyanya, Senin (10/7/2017).

Hidayat menyatakan, masyarakat saat ini disebutnya tengah meragukan kepolisian dalam pengungkapan kasus Novel.

Pasalnya, Polri bisa mengungkap jaringan dan menangkap teroris sampai di pelosok-pelosok kampung dengan mudah.

“Polisi bisa menangkap teroris sampai ujung kampung-kampung, masa di ibu kota nggak bisa,” sindirnya.

Karena itu, ia berpendapat bahwa hal ini menjadi tantangan bagi korps berbaju coklat tersebut.

Sekaligus, lanjutnya, bisa menjadi pembantahan atas spekulasi dari masyarakat terhadap lembaga Polri.

Terlebih, Polri menyebut sudah megantongi identitas penyerang Novel tersebut.

Oleh sebab itu, siapapun pelaku dan otak pelaku teror terhadap Novel dan Hermansyah harus diungkap dan ditangkap.

“Jadi hari Bhayangkara ini jadi momen paling tepat bagi kepolisian untuk memberikan kado terbaik bagi bangsa Indonesia,”

“Bahwa kepercayaan mereka kepada polisi masih layak disematkan,” pungkasnya.Berikut 8 persamaan kasus Novel Baswedan dan Hermansyah:

1. Terjadi di Jakarta
Novel disiram menggunakan air keras dalam perjalanan pulang usai shalat subuh di masjid dekat kediamannya di Kelapa Gading Jakarta Utara. Sedangkan Hermansyah diserang
di Tol Jagorawi KM 6, Jakarta Timur.

2. Diserang di tempat umum
Disadari atau tidak, baik Novel maupun Hermansyah diserang saat berada di tempat umum. Jika Novel di serang di jalan menuju rumahnya, Hermansyah diserang di jalan tol.

3. Banyak orang melihat
Dari kedua kasus tersebut, dilakukan saat orang banyak melihat pasalnya teror penyerangan itu dilakukan di tempat umum.

4. Dilakukan dinihari (subuh)
Entah kebetulan atau tidak, baik Novel dan Hermansyah diserang dalam waktu yang nyaris sama, yakni dinihari atau sekitar subuh saat lampu penerangan umum mulai dimatikan dan kondisi masih gelap.

5. Berada dalam suatu kasus
Saat mendapat penyerangan, Novel disebut-sebut tengah menangani kasus mega korupsi e-KTP. Sementara Hermansyah berada di tengah pusaran kasus chat seks yang melibatkan Habib Rizieq dan Firza Husein.

6. Ada CCTV
Polisi mengklaim, ada CCTV di sekitar lokasi Novel disiram air keras yang merekam kejadian tersebut. Hal itu sama dengan kasus Hermansyah dimana polisi juga tengah memeriksa CCTV di sekitar lokasi penyerangan Hermansyah di Tol Jagorawi.

7. Perjalanan pulang
Entah kebetulan atau tidak, tapi Novel dan Hermansyah sama-sama mendapat serangan saat akan pulang ke rumahnya. Jika Novel diserang usai shalat subuh, Hermansyah diserang di Tol Jagorawi sepulang dari Jakarta Timur.

8. Eksekusi cepat dan langsung pergi
Aksi penyerangan yang dialami Novel dan Hermansyah diakui atau tidak, memiliki kesamaan. Novel diserang cepat dengan cara disemprot menggunakan air keras di wajahnya hingga mengenai matanya. Sementara Hermansyah diserang secara brital saat baru turun dari mobil oleh lima orang pelaku. Para pelaku kedunya, sama-sama langsung menghilang usai melakukan hal tersebut. (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: