logo
×

Rabu, 05 Juli 2017

Keenakan ISIS Kalau Kita Ciut

Keenakan ISIS Kalau Kita Ciut


NUSANEWS, JAKARTA - Kepolisian kembali diteror. Kali ini, kelompok yang diduga ISIS menebar teror dengan mengikat bendera tauhid khas kelompok itu di pagar Polsek Kebayoran Lama bersama secarik surat kaleng. Meski terus mendapat teror, polisi tidak takut. Keenakan ISIS kalau nyali kita menciut.

Peristiwa tersebut diketahui sekitar pukul 05.30 WIB. Petugas yang berjaga mendapatkan sebuah bendera hitam khas ISISterikat di pagar bagian depan Polsek Kebayoran Lama. Di dekat bendera, terdapat sebuah surat kaleng yang tertulis di kertas karton kuning. Sejurus kemudian, bendera langsung dicopot dan diamankan bersama surat kaleng ke dalam kantor dan dijadikan barang bukti. Sementara, petugas yang dipimpin Wakapolsek Kebayoran Lama melakukan penyisiran kantor. Mereka mencari bendera lain atau benda mencurigakan yang ditinggalkan pelaku. Tidak hanya itu, polisi juga telah mengecek rekaman CCTV dan meminta keterangan dari saksi yang berada di sekitar lokasi Polsek Kebayoran Lama.

Peristiwa ini merupakan pesan ancaman yang mengatasnamakan ISIS, tertulis dalam surat kaleng yang menyertai kibaran bendera ISIS. Melalui tulisan tangan di atas karton berwana kuning, pelaku mengancam ingin membuat Jakarta seperti Marawi serta mengubah dasar negara Pancasila menjadi hukum Allah. Berikut ini tulisan yang ada dalam karton kuning tersebut:

Wahai para Anshor Thogut Polri, TNI, Banser, Densus, dan para antek-antek laknatulloh, bertobatlah kalian dari jalan yang menyesatkan itu, berhentilah kalian menyembah dan melindungi berhala yang kalian banggakan, yang kalian sebut dengan nama Pancasila najis itu yang telah menggantikan hukum Allah dengan hukum jahiliyah yang telah kalian buat. Sadarlah kalian sesungguhnya kalian berperang di barisan Thogut, dan kami berperang di barisan iman (QS An Nisa:76) berhentilah kalian menyebut dan memfitnah kami sebagai teroris, bahwa pada dasarnya kalianlah teroris sebenarnya, karena kalian telah membunuh dan menangkap umat Muslim serta ulama-ulama kami (Para Muwahidin) yang mempelajari dan mengamalkan tauhid yang dibawa dan diajarkan oleh Rosul kami Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam.

Dan ketahuilah kami akan terus meneror kalian sebagaimana kalian meneror kami (para muwahidin) dan kami akan memburu kalian sebagaimana kalian memburu saudara seiman kami di Poso. Ketahuilah, perang telah dimulai, akan kami buat Jakarta ini seperti Marawi. Akan kami gulingkan hukum jahiliyah serta berhala pancasila yang kalian banggakan dan akan kami tinggikan hukum Allah yang mana adil dan sempurna (QS Al Maidah:50) di atas pedang-pedang kami, Khilafah Islamiyah Ala Minhajin Nubuwah akan segera tegak di tanah air ini Insya Allah Biidznillah.

Meski diteror kelompok ISIS, ternyata tidak menyurutkan nyali para polisi dan warga setempat. Situasi di Polsek Kebayoran Lama seharian kemarin tetap kondusif, bahkan warga tetap antusias mengurus kepentingannya seperti membuat SKCK dan surat laporan kehilangan. "Pelayanan harus tetap berjalan, tidak boleh ada gangguan sama sekali," kata Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Ardi Rahananto di kantornya. Masyarakat juga terus berdatangan ke Polsek untuk mendapatkan pelayanan. Bahkan, ketika Tim Gegana Polri melakukan penyisiran pada pukul 10.00 pagi, masyarakat tetap datang. Selain itu, penjagaan di Mapolsek juga terlihat normal. Penjagaan hanya dilakukan di bagian dalam Kompleks Mapolsek Kebayoran Lama.

Hingga kini, polisi tengah menyelidiki pemasangan bendera tersebut. Pelaku yang memasang bendera itu juga masih dicari polisi. Petugas terus melakukan penyelidikan atas informasi awal seorang petugas yang kedapatan menanyai pria bermotor di pagi hari sebelum ditemukan bendera. "Kita sudah perketat pengamanan di polsek, pospam, semua mako kita dan juga pengamanan tugas-tugas polisi di lapangan. Kita sudah siapkan pengamanan lebih ketat," ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan di Mapolsek Kebayoran Lama.

Polri mengimbau masyarakat tidak khawatir atas adanya pesan kaleng di Mapolsek Kebayoran Lama yang diduga dilakukan ISIS. "Masyarakat jangan panik, namun tetap waspada," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, kemarin. Menurutnya, kepolisian terus menerapkan pengamanan maksimal seusia dengan standard operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan. "Polisi tetap melakukan pengamanan maksimal sesuai SOP. Kami mengajak masyarakat bersama-sama perangi terorisme," tegasnya.

Mengenai teror dalam surat yang hendak menjadikan Jakarta layaknya Marawi di Filipina, Setyo mengatakan, ancaman itu tidak akan berhasil di Indonesia. Dia mengibaratkan ancaman pelaku sebagai bibit tanaman yang diletakkan di tanah yang tidak subur. "Dia tidak akan tumbuh. Tanahnya tidak mendukung untuk tumbuhnya bibit-bibit itu," ucapnya.

Kendati demikian. Setyo mengatakan, perbuatan tersebut belum bisa disimpulkan bahwa pelaku anggota ISIS. Menurut dia, bisa saja ada orang yang memasang bendera dan menaruh surat kaleng itu dengan memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan. "Dan ini mungkin orang-orangnya hanya terinspirasi dengar masalah ISIS tanpa memahami apa itu ISIS. Sementara ISIS itu kan sudah mencemarkan, Islam tidak seperti itu," pungkasnya.

Pesan jangan takut terhadap ISIS namun tetap waspada juga disampaikan Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj. Said Aqil menegaskan, antek-antek ISIS ini hanyalah kelompok kecil, jadi jangan takut. "Mereka sebenarnya small group, hanya mereka nekat, militan, saling back up. Ada sistem, ada koordinasi, ada dana, ada latihan, itu saja. Mereka kecil, mereka sedikit, jangan takut, jangan takut," tegas Said Aqil kepada wartawan di Balai Kartini, Jakarta, kemarin. Meski begitu, kata dia, masyarakat harus tetap waspada.

Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Al Chaidar mengimbau polisi segera menangkap pelaku pengikat bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama. Jangan dibiarkan berlalu. Sementara, masyarakat harus sinergi melawan ideologi anti-Pancasila ini. "Keenakan ISIS kalau kita ciut," ujar Chaidar kepada Rakyat Merdeka. Menurutnya, para simpatisan ISIS cukup banyak di Indonesia. Bahkan, mereka saat ini diduga tengah berjuang menjadi kombatan di Marawi, Filipina. Kota itu telah menjadi arena perang antara ISIS dengan pemerintah Filipina. Nah, jarak antara Filipina dan Indonesia tidak jauh. Dalam sejarahnya, ekstrimis Indonesia dan Filipina telah terjalin komunikasi sejak lama, tepatnya saat peristiwa Poso, Sulawesi Tengah, medio 90-an lalu. "Ketika mereka kalah di Marawi, bisa jadi eksodus ke sini. Mereka ingin medan tempur baru," katanya.

Untuk diketahui, teror terhadap polisi lagi gencar-gencarnya. Tidak hanya Polsek Kebayoran Lama yang mendapatkan surat kaleng dari ISIS. Sebelumnya, Polres Serang, Banten, juga mendapat surat kaleng, Senin (26/6) lalu. Sementara, Jumat (30/6) lalu, dua anggota Brimob yang sedang salat di Masjid Falatehan, Jaksel, mendapat serangan dari seorang teroris yang belakangan teridentifikasi bernama Mulyadi, warga Cikarang, Kabupaten Bekasi. *** (rm)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: