logo
×

Jumat, 21 Juli 2017

Mahasiswa dan Rakyat Trauma, Panglima TNI Jangan Berpolitik

Mahasiswa dan Rakyat Trauma, Panglima TNI Jangan Berpolitik

NUSANEWS, JAKARTA - Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMN) meminta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo fokus dengan bidangnya dalam menjaga NKRI, dan Pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia.

Artinya, Gatot diminta untuk tidak terlalu melibatkan diri ke ranah politik selama masih aktif sebagai Panglima.

"Kami melihat belakangan panglima TNI terkesan melakukan konsolidasi untuk kepentingan politik di 2019. Kamis sebagai mahasiswa meminta kepada Panglima tetap fokus menjaga keutuhan NKRI," ungkap Ketua Presidium AMN, Gunawan Albima lewat siaran persnya, Kamis malam (20/7).

Gunawan menegaskan, sebagai anggota TNI seharusnya tidak boleh memanfaatkan jabatan yang diembannya untuk kepetingan politik.

Dalam negara demokrasi, lanjutnya, keterlibatan militer dalam politik praktis tentu tidak dibenarkan dengan dalih dan alasan apa pun.

Menurut Gunawan, secara historis, keterlibatan militer baik secara langsung di dalam kehidupan politik praktis pernah terjadi pada masa rezim Orde Baru (Orba).

"Di masa itu, rezim otoritarian Soeharto melakukan politisasi militer yang dulu berada dalam satu atap bernama ABRI. Tujuannya, untuk menjaga dan mempertahankan kekuasaannya," terangnya.

Selain itu, Gunawan menambahkan, efek dari keterlibatan militer dalam politik praktis mengakibatkan peran dan fungsi ABRI di masa Orba kiprahnya terbuang habis untuk politik.

"Kami mahasiswa dan rakyat indonesia trauma, jika TNI terlibat politik praktis. Untuk itu, kami mengingatkan agar TNI tidak terjebak di lubang yang sama," imbuhnya.

Dalam negara demokrasi, para elite sipil seharusnya tidak mencoba-coba menarik kembali militer dalam kehidupan politik praktis. Para elite sipil sudah seharusnya menempatkan militer dalam fungsi dan peran aslinya. Yaitu sebagai alat pertahanan negara demi menjaga keutuhan NKRI.  (rm)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: