
NUSANEWS - Hoaks atau berita bohong bisa menimbulkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di negara-negara Timur Tengah.
Karena media sosial (medsos) tidak digunakan dengan baik, tapi sebagai alat menyebarkan kebencian dan hoaks, maka terjadilah kehancuran di negara tersebut. Bangsa Indonesia harus bersama-sama menolak hoaks dan menjadi negara yang antihoaks.
Demikian inti Deklarasi Antihoaks yang digelar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Penggerak Budaya Nasional di Halaman Parkir Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (25/3/2018).
Deklarasi diwarnai Pentas Budaya Betawi, Shalawat Harmoni dan Doa untuk Negeri bertema "Harmoni Indonesia" dihadiri sejumlah tokoh dan budayawan.
"Deklarasi antihoaks bermaksud untuk menjaga agar Indonesia tetap aman, nyaman, tenteram dan sejahtera," ujar Inisiator dan Pembina Penggerak Budaya Nasional, KH Ahmad Sugeng Utomo kepada wartawan, kemarin.
KH Ahmad yang dikenal sebagai Gus Ut mengatakan Indonesia saat ini sedang menghadapi era digital. Era digital seperti sekarang ini, tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Banyak masyarakat Indonesia menggunakan media sosial. Ketika media sosial digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian dan kebohongan, maka terjadi permusuhan. Kondisi seperti ini membuat beban Bangsa Indonesia semakin berat.
Terkait seberapa efektif kegiatan pentas budaya, shalawat harmoni, doa untuk negeri dan deklarasi antihoaks menjaga Bangsa Indonesia, Gus Ut menegaskan, kegiatan seperti ini efektif karena budaya merekatkan semuanya. Menurutnya, undang-undang (UU) terkait hoaks sudah bagus, karena pembuat hoaks bisa dijerat hukum.
Menurutnya adanya UU terkait hoaks bisa membuat aman Indonesia. Apalagi, hukuman penyebar hoaks cukup berat dan bisa dipenjara dalam waktu yang cukup lama. Tapi bangsa Indonesia harus tetap waspada terhadap informasi hoaks.
Direktur Utama PT Sariah (Persero), GNP Sugiarta Yasa mengatakan, kalau tidak bersama-sama berkomitmen menggerakkan antihoaks, maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Kebinekaan di Indonesia sudah terbukti membangun Bangsa Indonesia menjadi besar.
"Oleh karena itu mari kita jaga agar Indonesia tetap harmoni," ujarnya.
Dia menjelaskan, pentas budaya dan deklarasi masyarakat anti hoaks bertujuan untuk melestarikan budaya nusantara di tengah disrupsi digital. Melalui kegiatan ini ingin menunjukan kemajemukkan Bangsa Indonesia dengan ragam budayanya yang menjadi alat pemersatu.
Acara pentas budaya dan deklarasi masyarakat antihoaks dimulai dengan senam sehat bersama. Acara dilanjutkan dengan pementasan budaya betawi seperti Lenong Betawi, Palang Pintu, Tari Betawi dan budaya lain seperti Barongsai serta Tari Padang.
SUMBER