
NUSANEWS - Seniman sekaligus aktivis HAM Ratna Sarumpet memberikan komentar pedas kepada mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Ratna menyebut Mahfud MD bagian dari pihak yang menciptakan kegaduhan dan merekayasa perpecahan di Indonesia.
Anggapan itu muncul saat Mahfud MD menjawab pertanyaan dari seorang netizen terkait sikapnya terhadap Prabowo Subianto.
"Jadi prof udah ngga sepaham lgi sama pak Prabowo? hehehe..
Oiya prof, koq bisa ya;
2014 ketua tim sukses Prabowo
2019 calon wapres pak Jokowi
Laif ya prof.. (emoji)," tulis seorang netizen.
Mahfud MD menjelaskan sudah lama tidak sepaham dengan Prabowo.
Ia mencontohkan saat menolak ajakan Prabowo untuk memperkarakan hasil Pilpres 2014 ke MK.
Contoh lainnya, Mahfud MD memilih menjaga jarak saat ramai aksi '212'.
"Sdh lama tak sepaham. Saat beliau kalah di Pilpres sy menolak keras saat diajak berpetkara di MK krn sy tahu posisi hukumnya.
Saat 212 sy jauh di luar arena, meski asyik menonton dari jauh.
Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme."
Sdh lama tak sepaham. Saat beliau kalah di Pilpres sy menolak keras saat diajak berpetkara di MK krn sy tahu posisi hukumnya. Saat 212 sy jauh di luar arena, meski asyik menonton dari jauh. Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme. https://t.co/cNjJFYJV4i— Mahfud MD (@mohmahfudmd) 24 Maret 2018
Pembahasan tersebut lah yang kemudian memicu Ratna Sarumpaet untuk berkomentar.
Bahkan, Ratna menyebut pihak yang di dalamnya termasuk Mahfud MD, membuat 'war on hoax' guna membuat masyarakat ragu akan kebenaran sebuah berita.
"Org mengingatkan mrk tuduh pesimis.
Itulah Strategi Neolib d antek2nya utk menguasai Indonesia. Mrk buat rakyat limbung.
Mrk ciptakan gaduh; Mereka mrekayasa perpecahan. Mrk bikin “war on hoax” spy org2 ragu akan kebenaran tiap berita.
Sedih mngetahui @mohmahfudmd satu dr mereka," tulis Ratna Sarumpaet di Twitter, Sabtu (24/3/2018).
Org mengingatkan mrk tuduh pesimis. Itulah Strategi Neolib d antek2nya utk menguasai Indonesia. Mrk buat rakyat limbung. Mrk ciptakan gaduh; Mereka mrekayasa perpecahan. Mrk bikin “war on hoax” spy org2 ragu akan kebenaran tiap berita. Sedih mngetahui @mohmahfudmd satu dr mereka. https://t.co/sqT4n5CBeC— Ratna Sarumpaet (@RatnaSpaet) 24 Maret 2018
Tak tinggal diam, Mahfud MD pun memberikan jawaban yang mematahkan argumen Ratna Sarumpaet.
Menurut Mahfud MD, semua yang ia katakan adalah fakta.
Pertama, soal ucapan Prabowo yang bilang Indonesia akan lenyap tahun 2030.
Faktanya, memang banyak pihak yang menyebut ucapan Prabowo tersebut mengutip dari sebuah novel fiksi.
Kedua, soal prediksi Indonesia akan menempati posisi tujuh besar kekuatan ekonomi dunia.
Faktanya, kata Mahfud, memang ada penelitian dari McKensey yang menjelaskan hal demikian.
"Mana yg hoax, Mbak Ratna? Pak Prabowo bilang Indonesia akan bubar th 2030 tp kemudian dibilang itu dari buku fiksi adl fakta. Sy bilang, mnrt studi McKensey 2030 Indonesia akan masuk 7 besar kekuatan ekonomi dunia jg fakta. Tak ada hoax. Sedih melihat Mbakku suka me-nuding2 bgt," tulis Mahfud MD.
Sdh lama tak sepaham. Saat beliau kalah di Pilpres sy menolak keras saat diajak berpetkara di MK krn sy tahu posisi hukumnya. Saat 212 sy jauh di luar arena, meski asyik menonton dari jauh. Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme. https://t.co/cNjJFYJV4i— Mahfud MD (@mohmahfudmd) 24 Maret 2018
SUMBER