logo
×

Rabu, 04 Juli 2018

Survei dan Quick Count Pilkada Timpang, Ini Kata Pakar Statistik

Survei dan Quick Count Pilkada Timpang, Ini Kata Pakar Statistik

NUSANEWS - Hasil survei beberapa lembaga dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2018 lalu punya perbedaan yang cukup tinggi dengan hasil hitung cepat atau quick count. Seperti hasil dari Pemilihan Gubernur Jawa Tengah, dalam beberapa survei pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah diprediksi hanya mendapat 10-12 persen suara. Tapi hasil hitung cepat memperlihatkan suara Sudirman Said-Ida Fauziah melejit di angka 40 persen.

Pakar Statistik Intitut Pertanian Bogor atau IPB, Khairil Anwar Notodiputro mengatakan wajar bila hasil survei pra-pilkada atau pemilihan kepala daerah berbeda jauh dengan hasil hitung cepat atau quick count. Bagi yang merasa kecewa dengan hal tersebut dianggap tidak bisa begitu saja menyalahkan lembaga survei.

“Memang survei pra-pilkada akurasinya lebih rendah dari quick count,” kata Khairil Anwar kepada Tempo, Selasa 3 Juli 2018. Ia mengatakan banyak perbedaan yang membuat hasil survei pra-pilkada dan quick count terpaut jauh, diantaranya proses survei pra pilkada sarat akan faktor penganggu dibanding quick count.

Adapun survei pra-pilkada yang berupa prediksi lebih mudah di rekayasa. Berbeda dengan quick count yang berasal dari penghitungan di tempat pemungutan suara atau TPS.

Selain itu Khairil mengungkapkan hasil survei dengan margin of error yang ditawarkan lembaga survei berlaku dengan kemungkinan 95 persen. “Siapa yang bisa menjamin kita dapat yang 95 persen? Bukan berarti yang 5 persen itu tidak ada,” kata Khairil.

Ia mengimbau seharusnya masyarakat menilai keberhasilan suatu survei dari implementasi metode yang digunakan. Bahkan, sekalipun survei tersebut dilakukan dengan proses yang benar, tetap saja ada peluang keduanya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

Khairil mengatakan saat ini masih banyak yang keliru dengan menilai keberhasilan lembaga survei melalui hasilnya. “Orang yang tidak paham statistik akan menjustifikasi baik buruknya survei dari hasil,” kata Khairil.

Sebelumnya, Khairil menuliskan ulasan terkait persamaan dan perbedaan survei pra- Pilkada dan quick count dalam cuitannya melalui akun twitter @kh_notodiputro. Hal ini menanggapi banyaknya protes dari partai pengusung maupun pasangan calon terhadap hasil suara yang terpaut jauh.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: