logo
×

Minggu, 01 Juli 2018

Uu Ruzhanul Ulum Merasa Heran Kalah Telak di Tasikmalaya

Uu Ruzhanul Ulum Merasa Heran Kalah Telak di Tasikmalaya

NUSANEWS - Jebloknya perolehan suara pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, dianggap tak menguntungkan paslon nomor urut 1 di Pilgub Jabar 2018 tersebut.

Pasalnya, berdasarkan hasil hitung cepat KPU Kota Tasik, pasangan Asyik menempati urutan pertama perolehan suara dengan 164.720 alias 43,53 persen suara.

Dibuntuti pasangan Rindu (Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum) yang memperoleh suara sebanyak 27,59 persen atau mendapat 104.402 dukungan suara.

Sementara itu, di urutan ketiga ada pasangan calon nomor 4, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang mendapatkan perolehan suara sebanyak 19,42 persen atau memperoleh dukungan 73.502 suara.

Kemudian pada urutan paling bontot ditempati paslon Hasanah, yang hanya memperoleh suara sebanyak 9,45 persen atau hanya didukung oleh 35.773 suara.

Hasil tersebut dirasa cukup aneh, karena kota Tasik merupakan basis suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Kekesalan Uu terlihat saat ditemui di Pendopo lama, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (29/6/2018) Siang.

Dia mengaku heran karena kader-kader PPP di Kota Santri merupakan orang-orang berpengaruh yang punya jabatan vital baik sebagai legislatif maupun eksekutif.

"Kalaupun tidak suka ke saya, tapi ingat dibelakang saya ada partai yang menaungi semua kader," kata Uu.

Ia mempertanyakan kinerja penggerak mesin partai yang ada di Kota Tasikmalaya sehingga perolehan suara kalah dari pasangan calon lainnya.

"Indramayu dan Cirebon tidak kenal dengan saya, tapi menang, tapi saya di sini bukan hanya tidak menang, tapi telak kalahnya," ujar Uu.

Dia merasa kecewa terhadap perolehan suara dirinya dan Ridwan Kamil di Kota Tasikmalaya.

"Apalagi dalam pembangunan APBD daerah kalau tidak dibantu Banprov akan sulit. Kami saja di Kabupaten Tasikmalaya untuk pembangunan infrastruktur cuma 40 miliar untuk 39 Kecamatan, bayangkan kalau tidak dibantu bantuan dari provinsi," kata Uu.

Uu menduga, jebloknya perolehan suara di Kota Tasikmalaya diakibatkan adanya penggerak mesin partai yang tak berjalan.

"Padahal kami punya ketua DPC di Kota Tasik yang notabene seorang Wali Kota, sekalipun sedang menjabat wali kota memang harus netral. Tapi sebagai kader partainya, saya juga berkontribusi atas keberhasilan dia di saat pilwakot," kata Uu.

Uu mengatakan, hingga saat ini belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab kekalahannya tersebut.

"Tapi inilah realita politik yang harus kami terima, Kami sebagai politisi tidak merasa dendam apalagi memberi sanksi kepada Kota Tasik secara menihilkan anggaran Banprov," kata dia.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: